Pakai Bacaan Sayyidina atau Tidak Saat Duduk Tahiyat Akhir dalam Shalat? Ustaz Adi Hidayat Tegas Bilang Kalau Ternyata Bacaan…

Tivonenews.com – Pendapat yang berbeda tentang umat Islam sebagai kata “untuk mengatakan” di yang terakhir atau di terakhir atau dalam doa ketika doa menjadi salah satu topik yang sering dipertanyakan. 

Ustaz Adi Hidayat (UAH) memberikan penjelasan tentang topik ini di salah satu kuliahnya, seperti yang dikatakan oleh saluran YouTube Al -Melis.  

Menurut Ustaz Adi Hedayat, tidak ada sejarah keaslian untuk menyebutkan penggunaan kata “mengatakan” dalam doa doa selama doa. 

“Setiap frasa shalawat yang diberikan kepada Nabi, terutama dalam doa, tidak pernah menggunakan kata itu sebagai kata,” jelas Ustaz Adi Hidayat.  

Ini mengacu pada hadis yang ada, seperti hadis Thymidzi nomor 483, nomor 406 Muslim dan Abu Dawud 978-980. 

Salah satu Hadis memberi tahu Ka’ab bin Nabi Ujrah: “Bagaimana kami memiliki skala untuk Anda, Duta Besar Allah?” 

Duta Besar Allah menjawab: “Allahumma Shapli ‘Alaa Muhammad Wa’ Alaa Aali Muhammad, Kamaa Sharla ‘Ibrahiim Wa’ Aali Ibraahim. Wabaarik ‘Alaa Muhammad wa’ alaa aali Muhammad, Kamaa Baaa.

Penjelasan menunjukkan bahwa Duta Besar Allah sendiri tidak menggunakan kata “untuk mengucapkan” dalam doa doa selama doa.  

Ustaz Adi Hididesy juga menekankan bahwa prosedur doa itu istimewa dan harus sesuai dengan kendali Nabi Muhammad. 

Dia meminjam HADITH SEJARAH BUKHARI Nomor 651:  

“Berdoa untukmu saat kamu melihatku berdoa.”

Hadis ini menekankan bahwa implementasi doa harus mengikuti contoh langsung Nabi Muhammad, termasuk bacaan yang digunakan. 

Selain itu, Ustaz Adi Haidaya juga merujuk pada tradisi lain, seperti Bukhari Number 751, 757 dan Muslim nomor 397, yang membahas pentingnya menerapkan doa sesuai dengan bimbingan Nabi.  

“Doa Nabi tidak pernah menggunakan kata *Sayyide *. Itulah sebabnya saya memiliki lebih banyak peluang untuk membaca secara langsung apa yang dikatakan Nabi secara langsung,” kata Ustaz Adi Hidaya.  

Jadi bagaimana penggunaan Firman yang mengatakan di luar doa?

Namun, Ustaz Adi Hedayat menjelaskan bahwa tidak ada masalah di luar konteks kata * Sayyid *. 

Bahkan, kata ini dapat digunakan dalam tiga keadaan, yaitu:  

1. Dilarang jika penggunaan kata “mengatakan” dimaksudkan untuk ibadat yang berlebihan.  2. Diizinkan saat digunakan dengan hormat yang wajar.  

Kata “untuk mengatakan” dapat digunakan di luar doa untuk menunjukkan rasa hormat Nabi Muhammad.  

Penggunaan kata * sebagai kedelai * di terakhir atau terakhir atau kedelai memang perbedaan antara Muslim. 

Namun, menurut penjelasan Ustaz Adi Haidaya, yang terbaik adalah tidak menggunakannya saat menyenangkan setelah bimbingan Nabi. 

Terlepas dari doa, penggunaan kata ini masih diizinkan dengan komentar bahwa itu tidak mengarah pada ibadah.  

Penjelasan ini menawarkan panduan bagi umat Islam untuk lebih memahami prosedur doa sesuai dengan bimbingan Nabi. (UDN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top