Munggahan Jelang Ramadhan, Kata Buya Yahya Itu…

Tvoneenes.com – Salah satunya adalah kebiasaan Indonesia saat bertemu Ramadhan, salah satunya adalah Munghahan. 

Munghahan, makanan biasanya dibuat berdoa untuk orang -orang sebelumnya, pengampunan.

Selain itu, kadang -kadang ada orang -orang yang berkontribusi pada ziarah kuburan dengan anak -anak dan kerabat, dan mereka yang menghilangkan ibadat, seperti mencuci karpet untuk menggambar dinding masjid.

Apa hukum tradisi Munghahan dalam pandangan Islam?

Prof. Yahya Zainul Ma’arif, Lc., M.A., Ph.D. Atau Beech Yakhi, yang disebut seorang kenalan, mengumumkan ketentuan hukum Munghahan atau tradisi Ruvakhansk dalam tampilan Islam.

Al -Bakhja TV, diunduh ke saluran, “Tradisi di komunitas kami di depan Ramadhan memberikan makna besar,” katanya.

Tradisi Munghahan biasanya dibagi menjadi dua, yaitu, bagi mereka yang masih hidup dan mereka yang mati.

“Kami menciptakan hubungan yang bersahabat dengan pengampunan timbal balik dan pertukaran makanan bagi mereka yang masih hidup. Ini adalah suasana yang indah,” jelasnya.

Menurutnya, momen ini bisa menjadi Mukadima atau dapat terbuka untuk menciptakan ketulusan sebelum memasuki Ramadhan. 

“Hukum,” kata Kuya Yakha.

Lalu ada doa untuk mereka yang mati terlebih dahulu. “Jelas, direkomendasikan,” katanya.

“Karena kegiatan umumnya baik, mengatur persahabatan dan berdoa untuk orang -orang,” katanya.

Jika ada kesalahan seperti siapa dan siapa yang harus dieliminasi pada awalnya, misalnya, bicarakan jiwa yang tidak dapat dipahami. Seperti pada zaman kuno, ada tradisi yang dicampur dengan ritual perdukunan.

WALLAHU’ALAM BISHAWAB

(Amr/put)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top