disinfecting2u.com – Guru Khaled Basalama seorang pendakwah kondang di Indonesia bercerita tentang cara memelihara burung di dalam sangkar, karena Guru Khaled Basalama memahami bahwa burung merupakan salah satu hewan peliharaan yang sangat membahagiakan pemeliharanya.
Guru Khalid Basalama mengatakan salah satu penjaga membuatnya senang, karena kicauan burung yang sangat keras selalu membuatnya ketagihan di pagi hari.
Namun Ustad Khalid Basalama menyarankan agar masyarakat yang hobi beternak burung sebaiknya berubah untuk memelihara hewan lain atau hal-hal yang bermanfaat.
Guru Khalid Basalama mengatakan pada Jumat (29/11/2024) dalam sebuah penelitian yang dilaporkan di saluran YouTube resmi Khalid Basalama: “Klub ini perlu berubah.”
Dianjurkan bagi setiap manusia untuk mencintai burung, hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad (saw).
Dalam Surat Noor ayat 41, sebagai hujjah Al-Qur’an yang menyatakan anjuran untuk mencintai binatang, khususnya burung, dari hati, pujilah Dia selalu, Allah berfirman:
Tuhan menghendaki, Tuhan menghendaki, Tuhan menghendaki dan Tuhan menghendaki.
Artinya: “Tidak tahukah kamu, bahwa apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah, dan burung-burung yang sayapnya terbuka selalu berkicau puji-pujian. Masing-masing mereka sadar akan kebenaran doa dan permohonannya. Itu adalah Allah . – Mengetahui apa yang mereka lakukan.” (Surah Nur, 24:41)
Dalam salah satu hadits sejarah yang menganjurkan untuk mencintai setiap makhluk hidup, salah satunya adalah binatang, dijelaskan bahwa dijamin surga bagimu, Rasulullah bersabda:
“Orang yang baik hati Tuhan melimpahkan kebaikannya pada jenisnya. Jika kamu menunjukkan kebaikanmu di bumi, dia akan menunjukkan kebaikannya kepadamu di surga.” (HR. Dalam Tirmidzi)
Kebanyakan orang suka memelihara atau memakan unggas bahkan memburunya. Hal ini menyebabkan masyarakat disiksa.
Anjuran menyiksa hewan terdapat dalam Surat Ma’ida ayat 1, dimana Allah berfirman:
Tuhan, Insya Allah
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah janjimu! Ternak itu halal bagimu, kecuali yang disebutkan bagimu (haram) dan janganlah kamu boleh berburu ketika sedang ihram (haji atau umrah). Ya, Allah-lah hukumnya sesuai dengan apa yang dikehendakinya” (QS Maida 5:1)
Terkait beternak burung, Dewan Penasehat Syariah Pondok Pesantren Rahmatan Lil Olamin menanyakan apa manfaat memelihara burung selain membuat mereka senang karena suaranya selalu merdu.
Ia menyoroti orang-orang yang peduli terhadap burung namun memeliharanya di dalam sangkar. Bahkan, hewan tersebut diberi anugerah berupa sayap untuk dibentangkan mencari makan di alam liar.
Menurutnya, memelihara burung di dalam sangkar membuat hewan-hewan tersebut serasa berada di penjara. Meski dirawat dengan baik, mereka selalu diberi makan oleh penjaga.
“Kenapa pegang burung ini? Kenapa burung punya sayap? Tidak perlu dipegang untuk terbang, bisa terbang,” ujarnya.
Namun, ia menjelaskan hewan apa saja yang bisa dipelihara dan memiliki kelebihan. Sebenarnya hal ini dianjurkan dalam Islam.
“Dalam Islam, memelihara hewan ternak diperbolehkan. Bahkan dianjurkan,” jelasnya.
Sapi dapat dipelihara sebagai hewan peliharaan karena mempunyai banyak manfaat seperti sebagai sumber pangan yang dapat dikonsumsi dari daging, telur, susu dan madu yang bernilai gizi tinggi untuk kebutuhan kesehatan tubuh.
Selain sebagai sumber pangan, ternak juga berpotensi menjadi sumber pendapatan bagi para pemelihara ternak. Mereka yang peduli bisa menciptakan lapangan kerja baru sebagai bentuk berkah bagi sesama.
Sapi juga sangat bermanfaat untuk kurban, haji dan zakat. Setiap potong daging dibagikan kepada masyarakat miskin atau lanjut usia yang tidak lagi bekerja mencari nafkah.
“Harta yang paling baik bagi seorang muslim misalnya kambing. Maka beternaklah hewan-hewan itu, kalau mau kambing, sapi, unta, ayam,” jelasnya.
Ia menegaskan, burung tidak bisa dijadikan hewan ternak dan hanya melakukan hobi untuk mendapatkan kebahagiaan.
“Jika ada hewan yang boleh dipelihara, itu adalah hewan yang diperbolehkan dalam Islam dan diperdagangkan secara syariah,” tegasnya.
Khatib kelahiran Makassar ini menyarankan, jika hanya sekedar hobi, lebih baik mengurusi orang lain, seperti anak yatim dan dhuafa.
Menurutnya, kepedulian terhadap dirinya mengundang pahala dan kepedulian terhadap sesama sebagai bentuk pemahaman bahwa manusia adalah makhluk sosial.
“Lebih baik mengasuh anak yatim, anak yatim banyak pahalanya,” ujarnya.
(adk/hap)