Jakarta, Anda sendiri yang bersamaan dengan pemerintah yang ditolak oleh para siswa sekolah selama Ramadhan, menjawab sekretaris jenderal Dewan Indonesia (MUI) Amirsyah Tambun. Menurutnya, pendidikan harus terus dipenuhi hanya dengan berbagai kegiatan pendidikan yang menghibur.
“Pada prinsipnya, pendidikan harus bertanggung jawab, termasuk orang tua, termasuk guru sekolah, jadi tidak ada istirahat dalam hal kerugian. Karena jika liburan dalam hal kehilangan akan marah kepada orang tua,” kata Amirsyah.
Jika anak dibiarkan tanpa kegiatan yang berguna, mereka akan menambah beban bagi orang tua yang bekerja, terutama jika anak -anak dibiarkan tanpa pendidikan.
Solusinya adalah pendidikan yang nyaman yang dapat ditemukan selama Ramadhan, seperti program Kilat Pesanthene yang dapat memperkaya pengalaman anak -anak dengan pendidikan agama dan nilai -nilai spiritual.
“Oleh karena itu, saya menyarankan bahwa solusi untuk pendidikan yang nyaman adalah untuk menemukan pada zaman Ramadhan. Misalnya, pendidikan dalam bentuk flash Ramadhan internasional,” katanya.
Dia percaya bahwa liburan formal dapat dilakukan, tetapi harus ada solusi bagi anak -anak untuk menjadi dalam agama dan perkembangan moral dan spiritual dalam sebulan kecil.
“Jadi, jika liburan begitu, bagaimana merawat anak -anak mereka selama sebulan sementara orang tua bekerja. Jika liburan formal mungkin ya, tetapi mereka harus mencari solusi untuk pendidikan agama, memperkuat nilai -nilai spiritual dan moral,” dia dikatakan.
Menurut Amirsyahu, dorongan Ramadhan bisa menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan perkembangan moralitas dan karakter bangsa.
“Menurut pendapat saya, ini adalah momen pendidikan untuk meningkatkan moralitas negara, baik untuk anak -anak maupun untuk administrator negara. Saat ini sangat mengkhawatirkan, seperti korupsi,” katanya.
Sebelum itu, Wakil Menteri Agama, Muhammad Syafi’i, menyebutkan bahwa sekolah bicara ditutup selama sebulan. Namun, Syafi’i mengatakan tidak ada perdebatan tentang hal itu.
Liburan sekolah selama Ramadhan diterapkan selama presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Hard, untuk lebih fokus pada studi pengetahuan agama dan ibadat yang khusyuk.
Sementara menteri pendidikan dasar dan menengah, Abdul Muti, mengatakan bahwa tidak ada perdebatan tentang liburan sekolah, yang masih dalam bentuk wacana di Kementerian Agama, bukan dalam bentuk keputusan.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Rama sebelumnya menemukan bahwa itu masih berbicara, tetapi menjelaskan bahwa kebijakan penolakan kegiatan selama Ramadhan masih berlaku dalam serangkaian unit pendidikan berdasarkan internasional Islam.