Gresik, disinfecting2u.com – Puluhan remaja diduga terlibat bentrokan di kawasan Driyorejo, Kabupaten Gresik, hanya karena dalih antar artis militan. Dua di antaranya kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas perbuatan tidak manusiawi yang mereka lakukan. Sejauh diketahui, penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Gresik, Polda Jawa Timur, menetapkan kedua pelaku tersebut sebagai tersangka dalam kerusuhan pasca penangkapannya. 27 remaja di kawasan Desa Bambe, Driyorejo, Gresik.
Mereka yang ditetapkan sebagai tersangka saat ini merupakan anggota sekolah klandestin atau pejuang klandestin yang gemar berkelahi sambil membawa senjata tajam.
Adapun pemicu diam-diam terjadinya keributan antar petarung kini diduga hanya karena kewibawaan tawuran dan saling olok-olok pihak sekolah bela diri di media sosial (Medsos).
Kanit Reskrim Polsek Gresik Iptu Eriq Panca Nur Patria menjelaskan kepada media, tersangka adalah Muhammad Rayhan Santoso (19) asal Desa Ngambar, Driyorejo, Gresik.
“Saya menduga ditemukan senjata jenis parang saat ditangkap,” ujarnya, Jumat (27/12) ini.
Sementara tersangka lainnya, bocah berhadapan dengan hukum (ABH) berinisial RM (16), ditembak dengan kontainer jenis karambit saat ditahan.
“Keduanya bertindak lebih cerdas setelah pertarungan. Media sosial masing-masing universitas juga ada,” jelasnya.
“Beberapa anggota negara harus mengundurkan diri. Mereka mengirim mereka kembali ke orang tua mereka sebagai pemimpin.”
Eriq menjelaskan, perkelahian tersebut dipicu oleh dua anggota terkuat kelompok Silas yang saling mengejek dan merencanakan perkelahian antar kelompok.
“Saya sempat salah satu retakan sebelum dijatuhkan warga. Dan mereka berencana akan melakukan perlawanan lagi di tempat lain,” ujarnya.
Ia juga mendesak pemerintah untuk memperhatikan anak-anaknya, khususnya para remaja anggota sekolah seni militer.
Oleh karena itu, orang tua hendaknya selalu memperhatikan aktivitas putra-putrinya. (mhb/ayam)