disinfecting2u.com – Wali LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya membahas secara mendalam hukum meminta air dan doa kepada umat beragama, Buya Yahya sering mendengar banyak orang yang mencari pertolongan penyakitnya melalui air dan kiai yang ampuh. doa. atau kebangkitan.
Buya Yahya memahami bahwa pembacaan air doa seorang kiai atau ustazi diyakini sebagai keistimewaan untuk menyembuhkan penyakit yang menimpa seseorang.
Namun Buya Yahya pernah mendengar ada sebagian orang yang menyebut tindakan tersebut merupakan kesyirikan, seperti meminta air kepada ustazi atau qiyyah untuk shalat agar sembuh dari penyakit melalui proses ruqyah.
“Ruqyah meminta seseorang yang kita anggap shaleh untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, Al Fatiha atau kitab suci untuk orang yang sakit,” kata Buya Yahya dalam ceramah yang disadur dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Minggu (15/12/2021). 12). ) 2024).
Rukja merupakan salah satu jenis kegiatan terapi dalam pengobatan penyakit melalui pembacaan berbagai ayat suci Al-Quran.
Ruqyah menggambarkan tindakan kolektif orang-orang saleh untuk mendorong pengunjung yang saleh agar memberikan air kepada orang sakit dan salat yang efektif.
Rukja mempunyai beberapa tujuan dalam proses penyembuhan, antara lain mengobati penyakit fisik, menghilangkan penyakit psikis.
Kemudian rukka juga dapat menyembuhkan gangguan ain (mata jahat) dan membebaskan atau melindungi tubuh dari sihir, racun, sengatan dan lainnya.
Dalam proses Rukya, orang-orang alim seperti kiai, ustaz, dan ulama kerap melantunkan banyak doa dan ayat suci Al-Qur’an.
Mereka mengamalkan ayat-ayat dan doa-doa Al-Qur’an sesuai dengan kebutuhannya dan mempunyai arti penting dalam pengobatan penyakit.
Namun ada kalanya masyarakat mengaku mempunyai khasiat untuk menyembuhkan penyakit, sehingga pembacaan doa tidak sesuai dengan syariat agama Islam.
Dalam dalil Al-Qur’an surat Al Isra ayat 82 yang menjelaskan fungsi Al-Qur’an dalam pengobatan penyakit, Allah SWT berfirman:
Dan
Artinya: “Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim (Al-Qur’an) menambah kerugian.” (QS. Al Isra, 17:82)
Terkait hal itu, Buya Yahya menegaskan, hukum orang mencari air mujarab dan doa kepada kiai atau ustazi masih diperbolehkan dalam Islam.
Mengapa masih sahnya masyarakat meminta air untuk shalat kepada ustazi atau kiai? Buya Yahya mengambil sedikit sabda Nabi Muhammad SAW.
“Nabi mengizinkan rukya dan kamu tetap percaya bahwa Tuhanlah yang menyembuhkan,” jelasnya.
Sebagai seorang da’i yang kharismatik, ia meyakini bahwa ketika seorang mukmin meminta rukya kepada orang shaleh, maka tidak ada muatan syirik.
Padahal, menurutnya, ruqyah termasuk membaca Alquran sesuai fungsinya dan bisa dijadikan doa kepada Allah (swt) agar penyakit cepat sembuh.
Jadi bukan mengelak, benar, taat syariah karena kakakmu dibawa ke dokter dan sebagainya, lalu ke Ustazi,” jelasnya.
Namun, khatib kelahiran Blitari ini berpesan agar umat beriman tetap percaya kepada ustazi atau kiai.
Kekhawatiran ini juga bisa termasuk kesyirikan apabila ustaz atau kiai yang merawatnya tidak melaksanakan shalat sesuai syariat agama Islam.
“Tetapi seorang Ustasi harus bertindak sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW, dan tidak dengan segala macam,” tegasnya mengingatkan.
Hal ini berkaitan dengan sebuah hadits riwayat mengenai anjuran ruqyah tidak mempengaruhi kesyirikan, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada salahnya ruqyah selama tidak mengandung unsur kesyirikan.” (HR.Muslim)
Kemudian ia menyadari bahwa banyak orang yang berusaha sembuh dengan metode rukje setelah berobat ke dokter, namun penyakitnya tidak kunjung membaik.
Sipir LPD Al Bahjah sangat mendukung umat beriman yang meminta air untuk shalat, seperti memberi bantuan kepada ustazi atau kiai.
Ia meyakini Allah (swt) dengan sangat mudahnya mengabulkan doa orang-orang shaleh dan juga menjadi cara untuk menolong orang yang mempunyai penyakit serius.
“Apa yang kita baca (tapi) tidak banyak pengaruhnya, bukan karena Fatihahnya, mungkin kita kurang ikhlas dan kurang suci. Nah, giliran ustasi (orang alim) yang membaca dimana manfaatnya begitu cepat.” katanya.
“Dan inilah kebaikan. Kita selalu kembali kepada Tuhan melalui orang-orang yang kita anggap bertakwa,” tegasnya.
(Selamat)