Meski Shalat Khusyuk sampai Menangis Tidak Akan Diterima Jika Lakukan Hal Ini saat Wudhu, Ustaz Adi Hidayat Bilang…

disinfecting2u.com – Ustaz Adi Hidayat menjelaskan apa yang dilarang saat berwudhu dan membatalkannya.

Membasuh atau menyucikan diri dari hadat kecil merupakan salah satu syarat sahnya shalat.

Sedangkan bagian tubuh yang dibasuh mulai dari wajah, kedua tangan, sebagian kecil kepala dan kedua kaki.

 

Jika bersuci tidak sah atau tidak sempurna, maka shalatnya batal.

Dan ada hal-hal tertentu yang membuat wudhu menjadi tidak sah atau tidak tuntas.

Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat berikut ini, dilansir dari channel YouTube Audio Dakwah.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan ayat Alquran yang berbicara tentang wudhu, khususnya QS. Al-Maidah, ayat 6

“Wahai orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT, jika ingin terkabulkan shalat dengan sempurna, mulailah berwudhu untuk mencuci barang pokok. Cuci muka,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

 

Menurut Ustaz Adi Hidayat, ayat ini memberikan pemahaman bahwa untuk mencapai kesempurnaan shalat harus diawali dengan berwudhu.

Oleh karena itu, jika seseorang menunaikan shalat terlebih dahulu tanpa berwudhu, maka shalatnya dianggap tidak sah dan tidak lengkap.

Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits: “Doa seseorang kepada Tuhan tidak akan diterima sampai dia bersuci” (HR. Al-Bukhari 135).

Ustaz Adi Hidayat mengatakan: “Sekalipun seseorang shalat khusyuk sampai menangis, maka doanya tidak akan diterima kecuali dia menyelesaikan wudhu dan selesai wudhunya tanpa bersuci, maka tidak akan diterima,” kata Ustaz Adi Hidayat.

“Kedua, tidak cukup berwudhu saja, tetapi berwudhu secara lengkap.”

 

Umar bin Khattab RA pernah meriwayatkan seorang laki-laki di zaman Nabi yang sedang berwudhu. 

Pada sprite tersebut, pria tersebut melepaskan partikel di ujung cakarnya. 

Nabi melihat ini dan berkata kepadanya: Ayo, ulangi wudhu, selesaikan.

Dalam cerita lain, seorang pria datang ke Masjid Nabawi dan shalat di samping Rasulullah SAW. 

Setelah menyapanya, nabi berkata kepadanya: “Doalah sekali lagi, karena doamu belum sah.”

Laki-laki itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali, namun Nabi sering mengulangi kalimat yang sama. 

Akhirnya laki-laki itu berkata, “Malaikat Allah,” yang paling aku sukai. Tolong ajari aku.”

Kemudian beliau melihat Nabi SAW menjelaskan: Jika ingin shalatmu sempurna, berwudhulah terlebih dahulu dengan sempurna dan ajarkan kepadanya cara berwudhu yang benar.

 

Menurut para ulama hadis, jika satu-satunya doa yang dia panjatkan salah, maka Nabi melihatnya mengajarinya cara shalat yang benar. 

Namun karena nabi melihat wudhunya menjelaskan, berarti tidak hanya shalatnya saja yang bermasalah, tapi wudhu juga bermasalah.

Jika wudhunya tidak sempurna maka akan mempengaruhi shalatnya. 

Misalnya seseorang terburu-buru berwudhu dan segera mengompol, maka shalatnya juga akan disegerakan.

Nabi SAW bersabda, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudhu” dan “Tidak diterima berwudhu bagi seseorang yang tidak menyebut nama Allah SWT.”

“Kalau tidak mandi lalu shalat, maka shalatnya tidak diterima,” tegas Ustaz Adi Hidayat.

Saat mencuci, penting untuk menyebut nama Allah SWT terlebih dahulu. 

Dalam hadis riwayat Utsman bin Affan, seorang penolong seorang sahabat, disebutkan bahwa Utsman bin Affan mengajarinya bersuci dengan cara mencuci tangan dan mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” atau yang terakhir “Bismillah”.

(gwn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top