Pati, disinfecting2u.com – Banyak wilayah di Pati yang sudah memasuki musim hujan, namun warga di banyak desa masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Salah satunya di Desa Klausiwalan, Kecamatan Batangan, Pati, Jawa Tengah. Setiap kali ada kebutuhan akan air bersih, masyarakat bergegas mengantri untuk mendapatkan air bersih dari tempat penampungan air yang disediakan oleh pemerintah desa.
Hanya dalam waktu satu jam, tangki air berkapasitas 6.000 liter terjual dan dialihfungsikan oleh masyarakat.
Salah satu warga Desa Klausiwalan, Kecamatan Batangan, Andi, mengatakan, mereka bergantung pada bantuan para donatur, relawan, dan pemerintah karena sumber air di sumur dan waduk desa tersebut kering.
Selasa, 8/10/2024).
Jika tidak ada bantuan yang datang, warga terpaksa membeli air kemasan dengan harga Rp 4.500 per galon yang berisi 19 liter untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kalau bantuan tidak datang, beli air kemasan, harga per galonnya Rp 4.500,” ujarnya.
Kepala Desa Klayusiwalan, Kecamatan Batangan, Pati, Siswanto mengatakan, saat ini di desanya terdapat sekitar 1.300 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan.
“Kekeringan tahun ini menyebabkan sekitar 1.300 keluarga terkena dampaknya,” kata Siswanto, kepala desa Klayusiwalan.
Mengingat kekeringan ini merupakan bencana alam yang terjadi setiap tahunnya, maka masyarakat dan pemerintah Desa Klayusiwalan berharap agar waduk di desanya dapat dibuat dari tembok beton agar air tidak merembes ke dalam tanah.
“Kami berharap pemerintah, baik pemerintah kabupaten, negara bagian, maupun pemerintah pusat dapat membantu kita dalam pembuatan dinding waduk yang dipasang untuk mencegah air merembes ke dalam tanah.” Menjadi tempat penampungan air bagi masyarakat yang sedang musim kemarau, harapnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kekeringan yang melanda September tahun lalu berdampak pada 71 desa, dan hingga Selasa (8/10/2024) kini sudah meluas ke 72 desa yang tersebar di 9 wilayah.
“Sampai saat ini masih terdapat 72 desa di 9 kabupaten yang terkena dampak kekeringan,” kata Direktur Utama BPBD Pati. Kesembilan kabupaten tersebut antara lain Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Gabus, Winong, Pucakwangi, Jakenan, Jaken, dan Batangan. “, Martinus Budi Prasetya.
Martinus Budi mengatakan, hingga saat ini jumlah warga terdampak kekeringan mencapai 196.560 jiwa.
“Ada 59.132 jiwa terdampak kekeringan dan jumlah penduduk 196.560 jiwa,” tutupnya. (tangan / bersenandung)