Makassar, Sulawesi Selatan – Sebuah mobil jenis minibus berwarna putih melaju perlahan menuju antrian bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ratulangi pada Selasa (10/8/2024) sore.
Pemilik mobil tersebut adalah Rezki (31), yang saat ini berprofesi sebagai perorangan. Mobil yang dikendarainya bukanlah jenis mobil berkapasitas tinggi yang direkomendasikan pemerintah untuk menggunakan bahan bakar nonsubsidi. Tapi itu mobil warisan orang tua saya, diluncurkan tahun 2012 dengan kapasitas mesin sekitar 1400 cc.
Namun jangan salah, bahan bakar yang digunakan merupakan bahan bakar nonsubsidi. Bukan tanpa alasan, Rezki memutuskan menggunakan bahan bakar Pertamax untuk menyelamatkan mobilnya yang menghancurkan keluarganya.
Rezki mengaku harus menjaga mobil peninggalan ayahnya, meski dijamin hanya menggunakan bahan bakar Pertamax. Ia selalu teringat saat mendiang ayahnya bepergian dengan mobil itu.
“Ini warisan mendiang ayah saya, Insya Allah akan terus saya jaga. Dan untuk bahan bakarnya tentu saja bahan bakar Pertalite lebih murah dibandingkan Pertamax, namun perbedaannya tidak terlalu besar. Dan sederhananya, saya yakin dengan menggunakan bahan bakar Pertamax, mesin mobil akan lebih awet, dan yang terpenting saya tidak perlu antri panjang untuk mendapatkan bahan bakar, kata Rezki.
“Dan sekarang harganya sudah turun, jadi tentunya saya sangat senang, membuat saya lebih nyaman menggunakan Pertamax. Dan ini bisa menjadi pertimbangan bagi orang lain untuk menggunakan Pertamax,” imbuhnya.
Di tempat lain, Rahmah, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menggunakan mesin 110cc juga menyambut baik penurunan harga Pertamax. Ia mengaku sudah bertahun-tahun menggunakan Pertamax dan dengan menggunakan Pertamax ia merasa mesinnya lebih ringan dan berkendara lebih nyaman.
“Saya telah menggunakan mesin ini selama 7 tahun. Menurut saya mesinnya akan awet, dan selama ini baru diservis satu kali, itu karena terendam satu kali. Saya selalu mengisinya dengan Pertamax, bahkan ketika Pertamax habis saya isi dengan Pertamax Turbo. Soalnya saya merasa lebih enak kalau pakai Pertamax, mesinnya lebih ringan dan awet, kata Rahmah.
“Saya selalu berkendara di semua kecamatan, dan alhamdulillah sejauh ini menurut saya performa motor yang saya miliki masih lancar, performa motor masih tetap terjaga,” imbuhnya.
Keputusan pemerintah melakukan penyesuaian harga kisaran Pertamax tentu menjadi kabar menggembirakan bagi Rezki, Rahmah dan pengguna Pertamax lainnya. Mulai 1 Oktober 2024, harga Pertamax dengan angka oktan 92 (RON 92) diturunkan menjadi Rp 12.400 per liter dari sebelumnya Rp 13.250 per liter. Sedangkan Pertamax Turbo dengan angka oktan 98 (RON 98) dibanderol Rp 13.550 per liter, naik dari Rp 14.800 per liter.
Manager Komunikasi, Hubungan dan CSR Regional Sulawesi Regional Patra Niaga, Fahrugi Andriani Sumampouw mengatakan, penyesuaian harga tersebut merupakan hasil evaluasi berkala yang ekstensif.
“Harga seluruh jenis BBM non subsidi atau seri Pertamax dan Dex untuk wilayah Sulawesi saat ini sedang mengalami penurunan, kami evaluasi dan penyesuaian secara berkala, bisa saja turun dan naik atau tetap sama seperti di dunia. tren minyak dan nilai tukar rupee,” jelas Fahrugi dalam keterangan persnya.
(asm)