Jakarta, disinfecting2u.com– Siapa pun bisa merasa bingung atau sedih. Terutama mereka yang sedang menghadapi permasalahan serius. Apakah ada doa untuk ketenangan pikiran?
Bagi umat Islam, Insya Allah ada doa yang bisa membantu menjaga atau meringankan perasaan tersebut.
Karena tidak semua orang tahu, bagaimana cara mendapatkan ketenangan pikiran atau hati? Berikut hasil dari berbagai sumber semoga bermanfaat.
Nampaknya dalam Islam Allah SWT telah menetapkannya, baik berupa doa maupun cara lainnya.
Karena ada keutamaan doa dalam memulai segala aktivitas. Jadi ada baiknya juga membaca doa ketika hati atau pikiran sedang tidak tenang.
Sebab, shalat adalah ibadah yang berdasarkan firman Allah:
وَقَالَ رَبُّكُمُ عدْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ِۗانَُمُ ِۗانَّعُوْنِ يْٓ اْستَجِبْ لَكُمْ ِانَّ ِۗانَّ ِۗانَّ ِۗانَّ ِۗانَّ َََِِِِِ ْنَ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu. Sesungguhnya orang yang sombong beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (Ghafir/40 : 60).
Kemudian, doa ketenangan pikiran dan hati yang bisa dibaca antara lain:
Doa untuk ketenangan pikiran,
Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah
A‘ūdzu bi kalimātillāhit tāmmāti min ghadhabihī, wa ‘iqābihī, wa syarri ‘ibādihī, wa min hamazātis syayāthīni wa an yahdhurūn.
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, gangguan setan dan setan-setan yang hadir.”
Doa untuk ketenangan pikiran,
Allah menghendaki hal itu ّ اسْمٍ هُوَ لكَ سَمَّيْتَ بِه نفسَكَ وْ عَنزِلْتُ في كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْهُ Tuhan menghendaki Jika Tuhan menghendaki, jika Tuhan menghendaki, jika Tuhan menghendaki, jika Tuhan menghendaki. Dan
Allāhumma innī ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatica. Nāshiyatī bi yadika mādhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhā’uka. As’aluka bi kulli ismin adalah laka sammayta bihī nafsaka, wa anzaltahū fī kitābika, aw ‘allamtahū ahadan min khalqika, awista’tsarta bihī fī ilmil ghaybi ‘indaka, an taj’alal qur’ān’a, r jilā shadr a ghammī, wa dzahāba huznī wa hammi.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku ini hamba-Mu, anak hamba-Mu (laki-laki), anak hamba-Mu (perempuan). Nasibku ada di tangan-Mu, ketetapan-Mu berlaku padaku, keputusan-Mu hanya ada padaku. Aku menanyakan kepadamu semua nama yang kamu sebutkan, (nama) yang kamu ungkapkan dalam kitabmu, (nama) yang kamu ajarkan kepada segelintir hamba-hambamu, atau (nama) yang hanya kamu yang mengetahui ilmu ghaib, maka lakukanlah Al-Qur’an menjadi sumber (dalam) hatiku, cahaya batinku, menghilangkan kebingunganku dan menghilangkan rasa sakit dan keraguanku.” (Klw).
Waallahualaam