Jakarta, disinfecting2u.com – Kasus anak yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, masih menyimpan banyak misteri.
Sementara itu, polisi masih berupaya mengungkap motif pembunuhan ayah dan neneknya di Lebak Bulus, meski pelaku sudah mulai angkat bicara.
Pasalnya rumor yang muncul tadi, bahwa orang tuanya memaksanya untuk belajar, kemungkinan besar tidak benar.
Hari ini, empat sahabat MAS (14 tahun), bocah pembunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, membeberkan perjalanan pemuda sejak kecil.
Kita tahu, keempat sahabat ini mengenal MAS sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga kini duduk di bangku sekolah menengah atas.
Banyak fakta baru yang terungkap melalui kesaksian teman-teman MAS tentang tingkah laku remaja sejak kecil.
Inilah jumlah anak yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus dari SD hingga SMA menurut teman-temannya.
Psikolog anak, Novita Tandry mengungkapkan, dirinya mendapat pesan langsung dari empat temannya di MAS.
“Di antara temannya ada empat temannya yang menghubungi saya melalui DM Instagram. Keempat orang ini mengenalnya sejak kecil, SD, SMP, SMA,” kata Novita dalam video YouTube Metro TV bertajuk ‘Penulis Terkenal Keluarga dan Lebak Bulus. cerdas dan penuh hormat #HOTROOM’.
Menurut informasi keempat sahabatnya ini, MAS dikenal sebagai sosok yang baik dan tidak mudah marah.
Anak laki-laki berusia 14 tahun ini memiliki prestasi akademis yang baik dan berprestasi secara akademis.
“Tidak ada riwayat perundungan atau pengancaman, tidak pernah melakukan kekerasan, dia anak yang cerdas. Saat SMA dia selalu masuk peringkat 10 besar,” tambah Novita.
Namun ada masalah sejak dia masuk SMA. Teman-temannya mengatakan MAS tidak masuk sekolah yang diinginkannya.
Akibatnya, prestasi akademis kini terus menurun.
“Sebenarnya SMA yang dia masuki ini bukan SMA yang dia inginkan. Dia bersekolah di sekolah swasta dan nilainya gagal,” ujarnya.
Meski mendapat informasi tersebut dari teman-temannya, Novita mengaku belum bisa mengambil kesimpulan soal anak yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus.
Sebab, menurut pertemuannya dengan MAS baru-baru ini, dia tidak melihat adanya kekerasan dari pihak mereka.
Bahkan, Novita menyebut anak tersebut memiliki perilaku yang baik dan mudah berkomunikasi.
“Masih bertahan sebentar ya, dan waktunya sangat singkat, dengan tim Apsifor kalau saya lihat orang pertama yang bisa menangkap, anak-anaknya baik, anak-anaknya dihormati, penjelasan hal-hal yang baik berarti mereka akhlak dan perilaku yang baik,” ujarnya.
Novita menggambarkan hal itu sebagai hal dan prinsip yang baik, bahwa anak-anak bisa tetap bersama ketika bertemu orang dewasa dan menyapa.
Begitu pula dengan remaja berusia 14 tahun yang masih frustasi. Meski demikian, ia tetap bisa berkomunikasi dengan baik.
“Boleh ngomong, masih terlihat kaget dan trauma. Tapi paling tidak kalau ditanya, dia memberikan jawaban yang tepat,” imbuhnya. (apa)