Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Transmigrasi (Mentrans), Iftitah Sulaiman Suryanegara mengaku akan fokus mengentaskan kemiskinan di Tanah Air.
Iftitah mengatakan hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat: “Reputasi kami tidak lagi sekedar memindahkan orang, dulu sering dianggap ‘hanya menghilangkan kemiskinan dari tempat lama ke tempat baru’, tetapi ke depan kami mengakhiri kemiskinan. Saya sangat ingin bekerja “dengan sepenuh hati untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesehatan masyarakat”, kata Menteri Transmigrasi Iftitah seperti dikutip dari laman ANTARA.
Pernyataan itu disampaikan Iftitah saat Komite V DPR RI bekerja sama dengan seluruh mitranya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Selain mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat, Menteri Trans Iftitah mengatakan, pihaknya bertekad meningkatkan keterampilan operator transmisi.
Cara lainnya adalah dengan melibatkan donor dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan Indonesia yang berswasembada atau mandiri.
“Selain itu, kami juga fokus untuk meningkatkan penularan virus dari negara lain melalui berbagai inisiatif ekonomi termasuk swasembada pangan sehingga kami dapat berkontribusi terhadap perkembangan keuangan pemerintah dan perkembangan perekonomian negara,” ujarnya. . . Ifitah.
Bersamaan dengan itu, Iftitah juga mengirimkan donasi para peserta untuk perekonomian daerah tempat mereka tinggal.
Diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
“Dengan mendapatkan lebih banyak dana dan pemerataan kesehatan bagi masyarakat tertular dan masyarakat sekitar, diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kesatuan negara dalam sistem Amerika Serikat di Republik Indonesia,” ujarnya. .
Kemudian, di saat yang sama, Iftitah juga menyampaikan bahwa para pemancarnya adalah orang-orang patriot. Oleh karena itu, lanjutnya, arah ke depan tidak hanya terfokus pada sektor ekonomi saja, namun mengutamakan peningkatan sumber daya manusia (SDM), termasuk pembangunan struktur negara, dan berwawasan sosial. “Sebagai contoh migrasi di Papua, kami akan fokus pada pengembangan 10 pusat penularan yang saat ini ada di Papua,” ujarnya. (semut/ aes)
