disinfecting2u.com – Publik dikejutkan dengan tragedi tragis pada Sabtu, 30 November 2024, setelah seorang bocah lelaki berusia 14 tahun, MAS, membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di sebuah bangunan perumahan di Lebak Bulus.
Kasus ini menarik perhatian masyarakat dan pemerintah termasuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Arifatul Choiri Fauzi, yang langsung turun tangan untuk memahami situasi.
Saat berkunjung ke Polres Metro Jakarta Selatan, Arifatul tak kuasa menahan air mata menceritakan pertemuannya dengan MAS.
“Kita sudah ketemu Ananda A. Ya, aku sedih pasti karena dia anak baik, anak baik,” ucapnya, suaranya melemah sejenak.
Arifatul mengungkapkan, MAS merupakan anak yang terkesan berinteraksi langsung, meski ia menilai kondisi psikologis anak tersebut masih sangat rapuh.
Ia menekankan pentingnya proses penyidikan yang melibatkan pendampingan ahli untuk memastikan anak tetap mendapat perlindungan selama menghadapi proses hukum.
“Kami telah memastikan hak dan bantuan Ananda A terpenuhi sepenuhnya,” ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya investigasi yang cermat terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.
Dalam hal ini, menurut Arifatul, kesejahteraan psikologis anak menjadi prioritas utama.
“Sekarang saya melihat MAS masih dalam posisi yang buruk untuk bertanya,” ujarnya.
Arifatul meyakini setiap anak, termasuk MAS, merupakan cerminan dari lingkungan tempat ia tumbuh.
Oleh karena itu, ia berharap penyelidikan dapat mengungkap fakta sebenarnya yang terjadi tanpa memberikan tekanan yang tidak perlu kepada anak tersebut.
Di tengah krisis ini, Arifatul menyampaikan pesan penting kepada masyarakat.
Ia menekankan pentingnya proses pendidikan keluarga yang baik dan menjalin hubungan terbuka antara orang tua dan anak.
Al-Arifatul mengatakan tragedi seperti itu bisa berdampak pada seluruh lapisan masyarakat.
Ia meminta semua pihak mengambil pelajaran dari kasus ini dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.
“Kami berharap ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih memahami anak-anak kita,” imbuhnya.
Arifatul bertemu MAS meninggalkan kesan mendalam.
Bunda, Arifatul merasa MAS adalah anak yang baik, meski terlibat kasus tragis tersebut.
“Kalau saya bisa melihat seperti seorang ibu, saya bisa membaca bahwa Ananda MAS itu baik, bagus sekali,” ujarnya sambil berlinang air mata.
Ia memahami bahwa mengawasi anak seperti MAS dalam situasi seperti ini memerlukan kehati-hatian ekstra.
Selain bertemu MAS, Arifatul juga berencana menjenguk ibu MAS, AP (40), yang masih dirawat intensif karena mengalami luka serius akibat kecelakaan tersebut.
Kunjungan akan dilakukan setelah kondisi ibu membaik.
“Kami ingin memastikan ibu MAS juga mendapat bantuan yang memadai selama masa pemulihan,” ujarnya.
Arifatul berharap proses hukum yang melibatkan MAS dapat berjalan dengan baik, adil, dan penuh kasih sayang.
Ia juga berharap masyarakat belajar untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis anaknya, agar kejadian serupa tidak terulang. (tambahan)