Menteri Desa Lepas Ekspor Pertama Kendang Djembe Senilai Rp 17 Miliar di Desa Ngoran Blitar

Blitar, disinfecting2u.com – Menteri Pembangunan Daerah dan Kota Yandri Susanto pada Selasa (11 Mei) mengumumkan pengiriman drum djembe dari Desa Ngoran, Kecamatan Nlegook, Kabupaten Blitar.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan, ekspor drum djembe ini merupakan yang pertama ke Tiongkok. Djembe Kendang ini merupakan produk lokal desa yang dikembangkan bekerja sama dengan BUMDES dan PT Astra Internasional. 

 Artinya, jika kita bersinergi maka potensi desa ini akan menjadi sebuah keajaiban. Ini adalah pengolahan produk-produk desa, seperti kulit, yang dulunya mempunyai nilai ekonomis kecil. Jika dikelola dengan baik maka akan mendunia. Tentu saja kerjasama dari berbagai kalangan, termasuk pihak swasta. Dengan begitu kita bisa memperbaiki desa sekaligus memperbaiki Indonesia,” kata Yandri Susanto. 

Ia juga menambahkan, kedepannya ia berharap dapat mengekspor drum djembe tersebut secara berkelanjutan dan terus ditingkatkan kualitasnya. Pasalnya, harga ekspor kendang djembe asal Desa Ngoran sangat luar biasa, yakni Rp 17 miliar per tahun. 

“Harganya bagus sekali, Rp 17 miliar per tahun, luar biasa. Oleh karena itu, kualitas yang mendampingi Astra International perlu dijaga,” imbuhnya. 

Selain itu, pembuatan kendang djembe memerlukan banyak tenaga kerja dari masyarakat asli desa Ngoran. Oleh karena itu, dapat membantu perekonomian pedesaan menyerap tingkat pengangguran. 

“Butuh banyak pekerjaan, mulai dari menebang pohon, mengecat pasir, hingga mengukir kayu. Artinya, kami bisa mempekerjakan lebih banyak pekerja,” kata Yandry. 

Energi desa ini harus dikelola dengan baik oleh BUMDES, efisien, dengan dukungan pihak swasta. Misalnya saja perusahaan PT Astra International yang memberikan bantuan ke hampir 1.200 desa.

“Kerja sama menjadi kata kunci pesan Presiden Prabowo. Kepuasan pangan di desa perlu kita promosikan, kemampuan swasembada, dukungan produk pangan bergizi dan pangan olahan di desa,” tutupnya. (menit/ayam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top