Jakarta, disinfecting2u.com – Kapolsek Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari tewas karena dibunuh polisi. Penembakan polisi terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari di Solok Selatan. Mabes Polri, Sumatera Barat (ditampilkan)
AKP Ulil Ryanto Anshari ditembak oleh rekannya, AKP Dadang Iskandar, yang saat kejadian penembakan polisi sedang bertugas sebagai Kabag Operasi Polres Solok Selatan.
Berdasarkan kronologi yang dihimpun hingga Minggu (24/11/2024), penembakan yang dilakukan polisi diduga akibat salah tangkap penambang C di kawasan AKP Ulil Ryanto Anshari.
Hal ini terkait peristiwa penembakan polisi yang terjadi sesaat setelah AKP Ulil Ryanto Anshari menangkap pelaku penambangan liar C di Mapolres Solok Selatan.
Meski mengarah pada kasus tersebut, polisi masih mendalami waktu dan kemungkinannya.
Solok Selatan, Tempat Tambang Ilegal?
Menurut banyak sumber, bagian selatan Solok disebut sebagai surga pertambangan.
Solok Selatan disebut-sebut sebagai salah satu daerah kaya emas di Indonesia.
Banyak orang yang mengatakan bahwa bagian selatan Solok adalah “Bukit Emas”, mengingat daerah tersebut banyak terdapat perbukitan.
Diperkirakan terdapat 28.840 hektare potensi lahan pertambangan yang bisa diincar oleh para penambang ilegal dan potensial legal.
Penambangan ilegal di Solok juga disebut sangat aktif.
Inilah sebabnya polisi setempat mengejar penjahat.
Aktivitas penambangan emas ilegal di kawasan itu sudah berlangsung lama. Beberapa orang mengatakan bahwa ini sudah ada sejak lama.
Rusaknya lingkungan akibat penambangan liar hingga memakan korban jiwa bukan satu-satunya hal yang membuat media senang.
Masih diingat, ada 12 penambang emas yang tewas akibat tertimbun longsor di tambang emas ilegal di Solok. Ini terjadi pada 28 September 2024.
Selain 12 orang meninggal dunia, BPBD setempat mencatat 11 penambang mengalami luka-luka dan 2 orang dilaporkan hilang. (vsf)