Jakarta, Tvenenews.com – Menteri Agama (Menag) RI Profesor Naseeruddin Omar mengajak umat Islam untuk salat berjamaah di Masjid Istiqlal saat Muharram 1446 dan Tahun Baru 2025.
Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasruddin Omar mengaku mensyukuri malam tahun baru 2025 dan Ramadhan sebagai momentum refleksi diri terhadap segala persoalan dan merayakan Ramadhan.
Rabu (1/1/2025) Hari ini.
RI menghimbau umat Islam khususnya masyarakat Majid Istiqlal untuk mengucap syukur yang setulus-tulusnya kepada Allah atas tahun 2025.
“Bungkukan pertama adalah ‘Saya mengapresiasi busur anda, terima kasih untuk kami, terima kasih telah menghabiskan tahun baru ini,’” jelasnya.
Ia pun selalu memohon doa dan meminta segala keinginan yang ingin diwujudkannya di tahun 2025.
“Kemudian kita berdoa. Kita mendoakan dua hal. Yang pertama memohon permasalahan yang kita hadapi dan yang kedua semoga Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan keinginan kita,” ujarnya.
Katanya, tidak perlu terlalu banyak meminta keinginan karena rasa syukur, cukup fokus pada keinginan sejati untuk mencapai motivasi itu saja sudah cukup.
Insya Allah malam ini Yang Maha Kuasa akan mendaftarkan kita ke makhluk istimewa ini, dan di sudut-sudut jalan di luar sana mungkin ada yang ingin heboh, tapi di sini Dia tidak akan melakukan itu, jelasnya.
Ia mengatakan, umat Islam yang memilih beribadah, berefleksi, dan berbenah di masjid atau tempat ibadah lainnya diberi keistimewaan merayakan tahun baru.
Ia menilai mereka yang pergi ke tempat ibadah terus-menerus menekan keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Beliau bersabda: “Alhamdulillah, Dia akan mengampuni dosa hambamu ini jika dia tidak berada di masjid ini dimana dia dibutuhkan.”
“Kalau bukan yang membuat keinginan di sini, lalu siapa yang membuat keinginannya,” lanjutnya.
Syukuran ini bertepatan dengan Tahun Baru 2025 dan 1 Rajab 1446 yang dikenal dengan Masjid Istiqlal (BPMI) dan Prim-A.
Tokoh yang hadir dalam acara tersebut antara lain Prof Nasaruddin Omar, Ustaz Maulana, Kh Bukhori Sail Attahiri, Kh Ahmad Husni Ismail dan H. Martomo Malaing.
(TERJADI)