Jombang, disinfecting2u.com – Kisah inspiratif dari sebuah desa di kawasan Jombang. Desa tersebut bernama Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Jombang. Puluhan warga setempat berangkat umroh secara bersama-sama, meski sebagian besar dari mereka adalah pengguna. Ternyata mereka bisa menabung hingga bertahun-tahun, bahkan sampai 5 tahun. Kadang 30 ribu, 50 ribu, tapi kalau beruntung bisa dapat. Sehari Rp 100 ribu,” jelas Nur Mahmudi, salah satu warga yang berangkat. untuk umrah.
Hanya sedikit orang yang menabung untuk ibadah umrah. Sebab, Pengelola Tabungan Haji dan Umrah didirikan di Desa Genukwatu yang diawasi oleh NU Ranting. Jumlahnya mencapai ratusan.
“Iya, yang terselamatkan sekitar 200 orang. Tahun lalu saya tidak bisa berangkat karena jumlahnya tidak cukup. Alhamdulillah tahun ini bisa,” tambah Nur Mahmudi.
Tahun lalu, 55 orang di desa ini juga pergi ke gereja. Rata-rata mereka menabung sejak tahun 2018 dengan jumlah per hari yang berbeda-beda.
“Tahun lalu, 55 jemaah umrah bisa meninggalkan Desa Genukwatu dan sekitarnya. Alhamdulillah, tahun ini berhasil berangkat 35 orang,” jelas Supriyanto, ketua Panitia Keberangkatan Umrah.
Diperjelas, saat ini terdapat lebih dari 100 anggota cadangan umrah yang masih dipertahankan hingga utang umrah lunas. Tabungan ini bersifat sukarela, seluruh anggota diajak untuk menabung sebanyak-banyaknya, kurang lebih antara 20 hingga 30 ribu rupee sehari.
“Setiap anggota mendapat bank tabungan. Setiap hari anggota menaruh uangnya di bank tabungan. Dana tersebut akan mengumpulkan uang setiap minggunya, yang akan disimpan di bank,” tambah Nur Mahmudi.
Karena hampir seluruh 35 warga yang berangkat umroh bersama berasal dari kalangan sederhana, air mata pun bercucuran saat berangkat ke tanah suci.
Ratusan warga mengikuti mudik umrah yang bertempat di rumah KH Hasyim Asy’ari di Desa Genukwatu. Sebelum meninggalkan desa, ritual pemberangkatan diawali dengan tausiya, pembacaan doa dan mengumandangkan azan.
Saat itu seluruh rombongan menuju bus yang akan membawa mereka ke Bandara Juanda Surabaya. Namun ratusan orang mengantri untuk berpamitan dan mendoakan agar perjalanan lancar dan menjadi ibadah yang diterima di sisi Allah SWT. Air mata haru antara warga dan masyarakat tak henti-hentinya saat mereka berpegangan tangan dan saling berpegangan tangan. (merah / ayam)