disinfecting2u.com – Khatib kondang karismatik, Ustaz Adi Hidayat menegaskan, umat beriman memiliki kebiasaan berdzikir setelah menunaikan salat berjamaah. Apalagi jika mengamalkannya setelah salat berjamaah.
Soal ingatan kolektif, Ustaz Adi Hidayat (UAH) sangat ingin mencari jawaban atas kebiasaan yang sering dilakukan umat Islam usai salat berjamaah, baik di masjid, musala, maupun di rumah.
Anjuran berdzikir setelah salat berjamaah, kata UAH, dijelaskan dalam anjuran salah satu ayat Alquran.
“Quran surah An Nisa ayat 103,” kata UAH mengutip kanal YouTube resmi Adi Hidayat, Sabtu (23/11/2024).
Dalam surat An Nisa ayat 103 terdapat petunjuk tentang arti dzikir dan ketentuan mengenai waktu shalat, Allah SWT berfirman:
جُنُوْبِ كُمْ ۚ فَاِذَا ATَُمؒ%ْنَ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوَةَ ێِّنَ Kehendak Tuhan
Artinya: “Setelah selesai shalat, berdzikirlah kepada Allah (mengingat dan mengingat-Nya), baik sambil berdiri, duduk, atau berbaring. Jika sudah merasa aman, maka kerjakanlah shalat (yang sempurna). Padahal, shalat itu wajib, waktu yang disediakan bagi orang-orang beriman.” (QS. An-Nisa, 4:103)
Tafsir ayat 103 Surat An Nisa memberikan gambaran tentang pelaksanaan shalat, mulai dari tata cara hingga anjuran melengkapi amalan yang dilakukan di dalamnya.
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya yang selalu beriman untuk terus melantunkan dzikir dalam segala kondisi. Apalagi setelah shalat, berdiri, jongkok, dan lain-lain.
Membaca Dzikir selalu baik untuk mengingat Allah SWT. Bahkan jika Anda dalam keadaan darurat atau sakit dll.
Berdzikir sebanyak-banyaknya merupakan bekal khusus di akhirat untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
Direktur Quantum Akhyar Institute kemudian mengambil penjelasan dari hadis sejarah umat Islam. Isinya memuat kebiasaan-kebiasaan atau bacaan sunah Nabi Muhammad SAW yang baru saja selesai shalat.
“Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, Allahumma antassalam waminkassalam tabarakta ya dzaljalali wal ikram,” kata UAH mengutip kalimat zikirnya.
Zikir sudah menjadi ungkapan umum yang dibacakan oleh para imam setelah salat berjamaah, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Namun ada penjelasan singkat mengenai anjuran Nabi Muhammad SAW mengenai meninggikan suara saat berdzikir.
Anjuran meninggikan suara saat berdzikir berasal dari hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, misalnya:
“Aku mengetahui selesainya shalat ketika aku mendengarnya, saat itulah aku mendengarnya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Anjuran meninggikan suara dan ingatan dijelaskan dalam pendapat Ibnu Hazm sebagai berikut:
“Meninggikan suara dalam dzikir takbir setelah shalat adalah amalan yang baik. (Al Muhalla)
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA menjelaskan kisah seorang sahabat yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk berdzikir sebagai berikut:
“Pada masa-masa awal Nabi SAW membimbing para sahabatnya dengan memperbanyak volume bacaan agar mereka dapat menghafal dan memahaminya.
“Ketika mereka semua mengetahui dzikir, ketika membacanya, memahaminya masing-masing, bahkan mengetahui kalimat-kalimat yang diajarkan Nabi, barulah mereka memunculkan dzikirnya masing-masing,” jelasnya.
Khatib asal Bekasi ini menjelaskan, pendekatan Imam Syafi’i sebagai mazhab menjadi acuan masyarakat Indonesia terkait situasi ingatan.
“Imam as-Syafi’i mengatakan, sebaiknya pergi ke lingkungan yang tidak paham dzikir, lalu membacakan Jahar (hari ini) untuk mereka,” jelasnya.
Sebaliknya, jika Anda sudah belajar melafalkan dzikir ini, Anda harus mengikuti aturan yang berlaku.
“Kalau sudah paham, silakan berdzikir bersama Tuhan (pelan-pelan) agar setiap orang bisa berdoa sesuai kepentingannya masing-masing,” jelasnya.
Terakhir, UAH menjelaskan dari hadis riwayat Abu Hurairah RA tentang keutamaan membaca Dzikir setelah shalat, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang duduk di tempat shalatnya setelah selesai shalat dan berdzikir kepada Allah hingga subuh, maka Allah akan memberinya pahala haji dan umrah yang sempurna.”
UAH berkesimpulan bahwa zikir berjamaah tidak terbatas dan dapat dilakukan secara perseorangan asalkan hafal bacaan dan lantunan kebutuhan hajatnya masing-masing.
(Bahagia)