disinfecting2u.com – Almarhum Syekh Ali Jabir pernah membahas kabar buruk.
Almarhum Syekh Ali Jabir memahami bahwa ketika masyarakat mendengar suatu berita, maka kabar buruk akan selalu mengganggunya.
Menurut mendiang Syekh Ali Jabir, mereka akan berusaha memahami isi kabar buruk tersebut.
Almarhum Syekh Ali Jabir mengatakan, mendengar kabar buruk akan menimbulkan konflik dan ketakutan bagi mereka.
Deskripsi menunjukkan ekspresi seseorang ketika mendengar kabar buruk. (iStockfoto)
Senin (10/1/2024) dilansir disinfecting2u.com, melalui kanal YouTube Muhammad Ali, mendiang Syekh Ali Jabir membahas kabar buruk yang kerap terlihat di segala sektor.
Almarhum Imam Masjid al-Haram menjelaskan, berita buruk biasanya memuat semua informasi yang diminati khalayak.
Katanya, berita buruk bisa berupa kabar baik atau kabar buruk.
Dia mengatakan berita buruk adalah berita penting yang perlu didengar orang lain.
Namun mendiang Syekh Ali Jabir mengatakan, jika ada kabar baik, sebaiknya didengarkan sampai akhir.
Di sisi lain, ia mengatakan jika informasi yang diberikan salah atau palsu, maka orang yang beriman bisa menolaknya.
Almarhum Syekh Ali Jabir berkata, “Jika berita yang ingin didengar baik, lanjutkan saja. Jika beritanya tidak bagus, suruh orang yang membawa berita itu untuk tutup mulut.”
Mendiang Syekh Ali Jabir pun menceritakan reaksinya saat mendengar kabar buruk tersebut.
Terutama mereka yang menyebarkan informasi palsu yang seringkali bersifat fitnah.
Ia meyakini penolakannya bisa dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyinggung pihak pelapor.
Meskipun opt-out juga harus mengambil keputusan tegas agar tidak terpengaruh oleh informasi yang memfitnah.
“Saya tidak mau mendengar, saya tidak ingin tahu,” katanya.
Ia juga bercerita tentang pengalamannya ketika seseorang datang kepadanya membawa kabar buruk.
Ia mengatakan, seseorang yang mendekatinya memberikan informasi yang mengandung gosip.
Misalnya, orang tersebut selalu memberikan gosip yang dimilikinya tentang orang beragama seperti kiai atau ustaz.
“Dia sering menjenguk, ada kiai, guru ini, dia suka, dia mau menyebutkan namanya, dia mengatakan hal-hal buruk tentang Antum,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa ia menolak mendengarkan gosip.
Almarhum penginjil kelahiran Madinah ini meyakini jamaah dan pendengarnya tidak akan terpengaruh oleh pihak-pihak yang menyebarkan kabar buruk kepada orang lain.
“Aku takut akan Tuhan agar aku tidak menderita karena Tuhan.”
Allahu A’lam Bishawab.
(besar)