Jakarta, disinfecting2u.com- Mengenakan pakaian yang bagus saat shalat adalah suatu keharusan bagi umat Islam. Disarankan untuk tidak mengenakan pakaian santai atau baju bermotif.
Hal tersebut disampaikan Boya Yahya, salah satu khatib Indonesia yang mengungkapkan rasa tidak senangnya saat salat di gereja.
Oleh karena itu, menggunakan pakaian dengan motif atau gambar mungkin tidak sesuai dengan preferensi Anda. Boya Yahya mengatakan, hendaknya memperhatikan saat berdoa.
Mengenai shalat bagi umat islam, ketika duduk di mesjid atau musala sangat dianjurkan karena sangat penting.
Dalam praktiknya, tidak hanya niat untuk melakukan ritual saja yang harus diperhatikan, melainkan pakaian yang bersih dan suci.
Begitu pula ketika seseorang ingin salat berjamaah di masjid, misalnya salat Jumat yang dilakukan oleh laki-laki.
Penting untuk memperhatikan cara berpakaian yang rapi dan anggun karena mencerminkan sebagian dari keimanan.
Seringkali kita lupa perbedaan pakaian bermain dan pakaian kerja yang biasa dikenakan saat memasuki masjid atau musala dengan niat melaksanakan salat di gereja.
Perlu Anda ketahui bahwa pria mengenakan pakaian yang bercermin atau berpenampilan menarik. Tentu saja akan muncul di belakangnya saat salat di gereja, bahkan mungkin menjadi pusat perhatian.
Sedangkan bagi kaum hawa, terkadang makinahnya yang bermotif atau berbentuk bisa menarik perhatian gereja lain.
Lalu bagaimana pendapat Islam mengenai hal ini, apakah shalat boleh dan benar?
Tangkapan layar YouTube
Berikut penuturan Boya Yahya yang diambil dari YouTube Boya Yahya pada Selasa (8/10/2024).
Dalam ceramahnya, Boya Yahya mengingatkan kita akan perlunya menjaga kesejahteraan orang lain.
Pilih gaun kasual atau maquinas dengan atau tanpa pola atau gambar di bagian belakang.
Boya Yahya menjelaskan, “Kalau ke tempat ibadah jangan difoto di situ, bisa gambar pohon, gambar ini lain-lain karena menyinggung.”
Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) biasa meminta jilbab untuk menundukkan wajah dalam shalat. dia bersikeras.
Selain itu, Boya juga mengatakan, saat ingin berdandan, pilihlah gaya yang tepat.
Boya Yahya mengatakan, ada busana bergambar monyet yang bisa memperlihatkan aurat, seperti bagian bawah harus menutupi leher.
Hal tersebut dinilai mampu menarik perhatian orang lain dan tentunya tidak memenuhi syarat sahnya shalat yang memerlukan liputan pihak swasta.
Jadi jangan sembarangan memilih pakaian. Saat memutuskan untuk salat di masjid atau musala di gereja.
Namun para senior Pondok Pesantren Al Bahaja menyarankan para pria untuk mengenakan pakaian santai. Sedangkan Makina juga diperuntukkan bagi wanita.
Pola atau gambar pada pakaian atau pakaian saat shalat dianggap menyinggung.
Bahkan bisa jadi dilarang karena mengganggu fokus atau konsentrasi anggota gereja lainnya.
Boya Yahya berkata: Janganlah kamu menunjukkan kesombonganmu, sehingga kesederhanaan tidak akan membuat orang-orang di belakangmu atau di sampingmu memikirkan tentang singkatan, tambalan, dan gambar.
Katanya: “Yang jelas tidak boleh atau makruh menggambar gambar di bawah saat shalat. Ada juga yang bilang gambar ini sebenarnya meresahkan, jadi haram.”
Jadi kalau warnanya sama saja, tergantung siapa yang punya warna. Dulu, ada yang kurang pandai memanfaatkan warna, tambah Boya.
Perlu diketahui, anjurannya adalah memakai pakaian yang nyaman saat nyaman dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
Sebagaimana dijelaskan Syaikh Taqi al-Din dalam Kufayat al-Akhyar Bagian I, halaman 93;
Dia benci kalau bajunya seperti gambar
“Berpakaian bergambar saat shalat maka makruh.”
Jadi sementara salat memakai baju bergambar boleh, asalkan ditanggung pihak swasta, maka makruh. Oleh karena itu, berdoa dengan kaos bergambar sebaiknya dihindari, apalagi jika berdoa di gereja, karena dapat mengganggu ketenangan atau konsentrasi anggota gereja lainnya. (Grup Layanan Syariah, General Manager Pembinaan Islam). (Klw).
Demi Allah, bermimpilah