disinfecting2u.com – Sholat Jumat wajib bagi laki-laki. Buya Yahya mengatakan, jika seorang muslim meninggalkan salat Jumat tanpa alasan apa pun, maka hal itu akan menimbulkan dosa yang besar. dari disinfecting2u.com pada Jumat (1 Maret 2025) dari YouTube Al-Bahjah TV.
Namun terkadang ada pula pria yang memilih untuk tidak salat Jumat karena berbagai alasan, seperti letak masjid yang jauh atau karena cuaca. Lalu apakah memang ada alasan atau dalih dalam hukum Islam yang memperbolehkan laki-laki untuk tidak melaksanakan shalat Jumat?
Ternyata Islam mempermudah segalanya, kata Buya Yahya. Oleh karena itu, beliau menjelaskan beberapa alasan atau penyebab yang membuat laki-laki tidak bisa shalat Jumat.
Lantas apa alasan atau penyebab seseorang tidak bisa sholat jum’at? Menurut Buya Yahya, setidaknya ada sembilan. Berikut detailnya.
Alasan atau alasan yang pertama mengapa laki-laki tidak wajib menghadiri shalat Jumat adalah karena sakit.
“Masyarakat bisa berangkat hari Jumat karena sakit,” jelas Buya Yahya.
Penyakit yang dibicarakan Buya Yahya tidak perlu diobati, tapi bisa juga penyakit rumah tangga seperti pemborosan air, dan lain-lain.
“Sungguh menyakitkan baginya bisa duduk di sana (di masjid) mendengarkan khotbah atau salat,” kata Buya Yahya.
“Rasa sakit yang menghalanginya untuk berada di sana (di masjid) seringkali menjadi contoh pemborosan air secara langsung karena mondar-mandir di kamar mandi,” lanjutnya.
Namun Buya Yahya mengingatkan, hal tersebut tidak hanya membuang-buang air saja. Namun setiap penyakit sangat membebani manusia.
“Sulit dia berada di tempat ini, sehingga diperbolehkan berangkat pada hari Jumat,” jelas Buya Yahya.
Buya Yahya khawatir: “Jadi bukan hanya sakitnya berobat atau tidak, penyakit serius kalau kondisinya parah, tapi penyakit stres yang membuatnya kurang cantik, lebih penting dan juga alasan untuk Tidak Sholat. pada hari Jumat.” Kehormatan itu terganggu
Kemudian dalil atau dalil berikutnya yang mungkin membolehkan orang tidak melaksanakan shalat jum’at adalah karena khawatir kehormatannya terganggu.
“Kamu boleh pergi pada hari Jumat dan mengkhawatirkan sesuatu yang terhormat, sesuatu yang terhormat bagi keluargamu, maka pikiranmu, tubuhmu, dan jiwamu akan terganggu,” kata Buya Yahya.
Misalnya, Buya Yahya yang mengatakan akan terjadi kerusuhan di lingkungannya jika ia keluar.
“Misalnya kita tidak salat Jumat karena takut terjadi sesuatu pada kita, tapi kita takut akan terjadi perang atau semacamnya,” kata Buya Yahya.
Atau contoh lain, kata Buya Yahya, seorang anak perempuan di rumah sendirian, banyak terjadi perampokan dan pemerkosaan, dalam lingkungan yang bisa membahayakan perempuan yang ada di rumah tersebut.
Dia melanjutkan: “Bahkan seseorang yang memiliki kewajiban dan tidak dapat memberdayakan perempuan untuk melindungi kehormatan dan kekayaan dapat pergi pada hari Jumat.”
Namun jika ada tempat yang aman bagi wanita yang ditinggalkan, maka pria tersebut wajib salat Jumat.
“Misalnya ada uang atau kantor yang segala kegiatannya untuk kepentingan orang banyak dan tidak ada yang bisa mengurusnya kecuali laki-laki, maka laki-laki tidak wajib mengurusnya,” kata Buya Yahya kepada Ekstrim. Cuaca
Alasan pria tidak shalat Jumat berikutnya adalah karena kondisi cuaca ekstrim seperti panas terik atau cuaca sangat dingin.
Namun panas dan dingin terik yang dimaksud dengan kata “Buya Yahya” tidak lazim terjadi di Indonesia.
“Di negara kita tidak ada yang seperti itu, kita tropis, panas dan hangat, tapi kalau kita di negara Arab panas, panas sekali, dingin, dingin sekali kalau panas, Masyaallah,” kata Buya Yahya. .
“Wajib digunakan saat keluar rumah jika tidak membahayakan kesehatan,” lanjutnya.
Alasan atau alasan selanjutnya yang membolehkan laki-laki tidak melaksanakan shalat Jumat adalah untuk merawat orang yang sakit.
“Misalnya kamu harus merawat orang sakit, saudaramu, ibumu, saudaramu, saudaramu yang sakit, karena tidak ada yang merawatnya, kecuali kamu laki-laki, kamu tidak perlu pergi. selanjutnya salat Jumat,” jelasnya. Buya Yahya.
Namun, hal ini tidak boleh diasumsikan. Tidak mungkin Anda bisa meninggalkan pasien.
“Misalnya ibu saya tersayang berkata: “Anakku, jangan tinggalkan aku, aku takut, atau istri saudara laki-lakimu, jangan tinggalkan ibuku, aku sangat takut, jadi kamu tidak perlu pergi. .” Saya takut, karena kalau sakit, tidak harus datang sebelum hari Jumat, kata Buya Yahya. Buang air besar tidak bisa ditunda.
Udzur selanjutnya, kata Buya Yahya, tidak wajib salat Jumat jika tidak bisa menahan diri untuk salat Jumat.
“Kalau sudah ikut salat Jumat, terburu-buru atau tidak bisa meninggalkannya, silakan dikeluarkan,” saran Buya Yahya.
Jika Anda baru saja selesai buang air besar dan memulai shalat Jumat lalu melewatkan shalat itu, maka Anda tidak bersalah.
“Kehilangan hari Jumat bukanlah kejahatan, tapi Anda tidak boleh menebusnya. Kunci sampai tidak ketinggalan hari Jumat,” perintah Buya kepada Yahya.
Kemungkinan penyebab pria berikutnya yang tidak salat Jumat adalah karena bau yang tidak sedap.
“Karena kita tidak boleh menyusahkan orang lain,” nasihat Buya Yahya.
“Masyaallah Subhanallah, dari yang wajib sampai yang tidak wajib lagi, indahnya Islam adalah ketika kita berkumpul dengan orang-orang, kita tidak menyulitkan orang untuk bernapas dengan aroma kita, oleh karena itu dianjurkan,” kata Buya. lanjut Yahya.
Oleh karena itu Buya Yahya mengingatkan kita, jika ingin ke masjid sebaiknya mandi dan menggunakan minyak wangi.
Buya Yahya berkata: “Tetapi jika di dalam dirinya tercium bau kesakitan yang sungguh-sungguh menyiksa semua orang, maka tidak perlu shalat Jumat.”
Buya Yahya mengatakan, kemungkinan penyebab atau alasan selanjutnya yang menyebabkan seorang muslim tidak shalat Jumat adalah karena tidak mempunyai pakaian yang pantas.
Buya Yahya menjelaskan: “Ada orang yang tidak memiliki pakaian yang layak, pakaiannya robek, misalnya pada hari Jumat, pakaian yang baik hanya basah atau kotor, sehingga shalat pada hari Jumat tidak wajib.”
Sebab menurut Buya Yahya, sudah sepantasnya umat Islam menjaga ketenarannya ketika keluar rumah.
Alasan selanjutnya mengapa seseorang tidak shalat pada hari Jum’at adalah karena hujan deras.
“Hujan deras menimbulkan permasalahan. Saat kami sampai di sana cuacanya akan sangat kuat dan sangat basah. Itu hari Jumat,” jelasnya.
Namun jika dia tetap pergi ke masjid dan shalat Jumat, maka shalat Jumatnya sah.
Meski punya alasan, dia tetap berusaha tampil membumi, kata Buya Yahya.
“Hujan deras terpaksa dia berangkat, tapi kami sampaikan alasannya agar dia bisa berangkat pada hari Jumat,” lanjutnya.
Alasan atau alasan berikut ini terjadi ketika letak masjid sangat jauh, misalnya di luar negeri.
“Termasuk yang kami sampaikan kemarin, tidak wajib salat Jumat jika jarak masjid terlalu jauh,” ujarnya.
Dia melanjutkan: “Masjidnya sangat jauh, yang menunjukkan bahwa di suatu negara (yang terdapat minoritas Muslim) jelas tidak perlu salat Jumat.”
Jadi jika azan masih terdengar di daerah Anda, maka shalat Jumat wajib dilakukan. Namun di Jepang misalnya, umat Islam tetap mau salat Jumat meski letak masjidnya jauh, Buya Yahya menegaskan hal tersebut sah-sah saja.
Buya Yahya berkata: “Kalau datang sah saja, seperti anak kita yang belajar di sana bilang mau berangkat Jumat satu jam, itu sah, boleh saja, tapi sebenarnya bagi mereka tidak menimbulkan kewajiban.”
“Mungkin untuk silaturahmi ketemu orang lain, tapi kalau bukan di hari Jumat juga nggak apa-apa,” sambungnya.
Demikian penjelasan Buya Yahya mengenai dalih atau alasan yang membolehkan laki-laki tidak melaksanakan shalat Jumat, diambil dari video khutbahnya yang diunggah di saluran TV Al-Bahjah.
Bishawab Wallahu’alam
(mengatur)