Jakarta, disinfecting2u.com – Outlet media Italia Sportellate menyoroti kembalinya Indonesia ke Piala Dunia.
Berbeda dengan negara ASEAN lainnya, timnas Indonesia pernah mengikuti Piala Dunia 1938.
Indonesia, yang saat itu masih dikenal sebagai Hindia Belanda, dilatih oleh Jan Mastenbroek dan hanya tampil satu kali di Piala Dunia.
Berdasarkan sistem gugur, Hindia Belanda kalah dari Hongaria dengan skor 0:6.
Setelah 86 tahun, Timnas Indonesia tinggal selangkah lagi untuk mengikuti Piala Dunia 2026.
Sportellate pun mengulas kembali perjalanan 86 tahun Timnas Indonesia menuju Piala Dunia.
Investigasi jurnalis Italia Federico Sanseverino bertajuk “Impian Dunia Indonesia” diunggah pada 27 November.
Sejak Piala Dunia FIFA 1938 di Prancis, puncak sepak bola Indonesia adalah Olimpiade 1956 di Melbourne, tulis Sportelat. Laporan tersebut disampaikan, Senin (2/12/2024).
Tak ada hal menarik lainnya, akhirnya timnas Indonesia pertama kali mengikuti Piala Asia tahun 1996.
Kemudian, tiga Piala Asia digelar pada tahun 2000, 2004, dan 2007.
Sportellat menilai hal tersebut tidak sebanding dengan tingginya gairah masyarakat Indonesia terhadap sepak bola.
“Dengan lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia mengatakan mereka tertarik pada sepak bola, dengan populasi 200 juta jiwa, raksasa tidur sesungguhnya di Asia adalah tim nasional Indonesia,” kata laporan itu.
Semangat ini terlihat dari banyak pendukungnya. Tim-tim besar seperti Persib, Persebaya, dan Arema memiliki jutaan pengikut di Instagram, begitu pula gerakan Uzi yang terinspirasi dari Italia.
“Ini juga merupakan penyebab langsung dari masalah sepak bola terbesar di Indonesia, yaitu kekerasan baik di dalam maupun di luar stadion,” jelas laporan tersebut.
Pada tahun 2019, kekerasan tidak hanya terjadi pada pertandingan kandang saat bentrok antara suporter timnas Indonesia dan Malaysia.
Ini bukanlah akhir dari permasalahannya. PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia juga dituding menjadi wadah korupsi, pencurian, bahkan pengaturan skor, sehingga kepercayaan suporter terhadap federasi tersebut rendah.
Sportellat pun menggambarkan kedatangan Eric Tohir sebagai sebuah revolusi dalam sepak bola Indonesia.
Eric Tohir mendukung perubahan kalender liga agar pertandingan tidak bertepatan dengan pertandingan timnas Indonesia. Ia juga telah memperkenalkan VAR untuk Ligue 1 dan bekerja sama dengan federasi Jepang untuk memantau kinerja wasit lokal. Sportellat melaporkan.
Yang paling menggembirakan dari penemuan tersebut adalah proyek strategis perekrutan pemain warisan untuk melindungi timnas Indonesia melalui naturalisasi.
“Waduk utamanya pasti Belanda yang punya hubungan dekat dengan Indonesia pada masa penjajahan,” jelas Sportellat.
Setidaknya, tulis laporan itu, akademisi Peter Post memperkirakan 1,5-2 juta orang tinggal di Belanda.
Pesepakbola ternama asal Indonesia antara lain Robin van Persie, John Heytinga, dan Raja Nainggolan yang akhirnya mencicipi Premier League bersama Bhayangkara FC.
Eric Thohir menggunakan kekuatannya untuk meningkatkan kualitas timnas Indonesia.
Setiap program tur FIFA menampilkan pemain-pemain warisan yang melakukan debut untuk tim nasional Indonesia.
Hampir semua pemainnya lahir di Belanda, termasuk Sandy Walsh kelahiran Belgia, Elkan Baggott dari Thailand, dan Jordi Amat dari Spanyol.
Dengan latar belakang tersebut, semangat para pemain pun semakin bertambah seiring dengan kebanggaan para pemain yang dinobatkan sebagai warga negara Indonesia.
Popularitas di Instagram pun seiring dengan semakin tingginya pemain yang mempromosikan Garuda, termasuk menyanyikan “Pusaka Indonesia” di penghujung pertandingan.
Antusiasme tersebut tentunya hanya bisa tersampaikan dengan hasil impresif yang diraih timnas Indonesia, kata Sportelat melanjutkan pembahasan kedatangan Shin Tae-yong.
Di penghujung tahun 2019, Shin Tae-yong yang ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia U-20 dan U-23 banyak membuat kejutan dengan memasuki sejarah baru.
“Dia di luar dugaan mengantarkan Timnas Indonesia juara Piala Asia 2023, meski tersingkir di babak 16 besar setelah kalah dari Australia,” jelas Sportelatte.
Optimisme para pemain muda tersebut semakin terdongkrak dengan finis empat besar Piala Asia U-23.
Sayangnya, tim tersebut gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah kalah dari Guinea di babak play-off.
Selain itu, Timnas Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke Piala Asia pada kategori senior U-17 dan U-20.
“Tidak hanya melalui naturalisasi, PSSI sudah lama banyak berinvestasi di sektor pemain muda lokal,” jelas Sportelat.
Pada tahun 2022, PSSI akan bergabung dengan Program Akselerasi FIFA yang akan melihat perkembangan besar di sektor pemain, pelatih, dan fasilitas.
Kerja sama tidak hanya dengan Federasi Jepang, tetapi juga dengan Federasi Belanda.
Sportellat menyebut timnas Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk masa depan yang lebih baik.
Kejutan terbaru, Timnas Indonesia finis di peringkat ketiga grup Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tentu saja hal tersebut tak lepas dari drama kekalahan dari Jepang dan amarah yang tak terkendali usai pertandingan tidak adil melawan Bahrain.
Pertandingan Indonesia selanjutnya adalah melawan Australia dan melawan Bahrain pada Maret 2025, jelas Sportellat.
Media-media Italia pun memperkirakan sisa 4-6 poin akan membuat Timnas Indonesia tetap bertahan di posisi empat besar, yang berarti meneruskan impian Timnas Indonesia untuk mencapai Piala Dunia 2026.
Seperti diketahui, peringkat pertama dan kedua otomatis lolos ke Kejuaraan Dunia 2026, dan peringkat ketiga dan keempat otomatis lolos ke putaran keempat kualifikasi 2026.
“Tetapi saat ini, mengapa tidak berharap timnas Indonesia finis kedua di Grup C dan otomatis lolos ke Piala Dunia 2026? Meski beberapa tahun terakhir menjadi pembelajaran berharga, namun tidak menyurutkan keinginan untuk semakin menghancurkan benteng tersebut,” tutupnya.