Jakarta, disinfecting2u.com– Sholat Dhuha merupakan salah satu salat sunnah yang dianjurkan dalam Islam karena ciri khasnya. Hal ini juga dikemukakan oleh Syekh Ali Jabir.
Sebagai umat islam memang wajib melaksanakan shalat fardhu, namun hal ini juga perlu ditunjang dengan shalat sunnah seperti shalat duha.
Faktanya, shalat Dhuha ternyata bisa dimodifikasi sesuai kemampuan masing-masing orang. Ada yang mungkin mengerjakan 2 atau 4 rakaat, atau lebih.
Ulama Indonesia, mendiang Syekh Ali Jaber mengatakan, kemampuan menghafal dan memahami ayat Alquran setiap orang berbeda-beda.
Salah satu surat yang mudah dihafal adalah surat Ihlas yang dikenal dengan surat pendek. Jadi mudah dibaca dan diingat.
Seperti yang bisa dipahami, adat istiadat membaca surat Ez Dhuha dalam shalat Dhuha.
Lalu timbul pertanyaan berikut: Bolehkah menunaikan shalat Dhuha tanpa menggunakan huruf Ez-Dhuha sebagai ganti Ikhlas?
Dikutip dari pernyataan Syekh Ali Jaber yang dikutip di YouTube Nashih TV, Rabu (26/11/2024). Menurut para ahli Indonesia, salat duha Syekh Ali Jaber sebenarnya sangat mudah dilakukan dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Bahkan shalat Dhuha tidak harus dilakukan delapan rakaat saja;
Syekh Ali Cabir berkata, “Sholat ulama Dhuha tidak perlu delapan rakaat, tidak perlu enam rakaat, tidak perlu empat rakaat.”
Lebih lanjut, Syekh Ali mengatakan, saat menunaikan salat Dhuha, terdapat permasalahan tidak mengingat surat Adh Dhuha dan Asy Syam yang kerap menjadi penyebab seseorang tidak menyelenggarakan salat Dhuha.
Syekh Ali Jaber berkata, “Juga tidak perlu membaca surat Asy Syam, banyak jamaah yang menceritakan rahasianya kepadaku dan mengeluh ingin shalat Dhuha tetapi tidak menghafal wasyamsi wadhuhaha.”
Mendengar alasan tersebut, Syekh Ali Cabir menegaskan diperbolehkannya membaca Surat Al-Ikhlas yang dikenal pendek dalam shalat Dhuha.
Menurutnya, tidak ada salahnya meski Surat Al-Ikhlas dibacakan pada rakaat berikutnya.
“Kasihan kalau tidak dibenahi, kalau hafal kulhu, dibaca kulhu, rakaat kulhu pertama, rakaat kedua boleh, asal salat duha selesai, kulhu lagi,” kata orang Indonesia ini. pendeta .
Ciri-ciri salat Dhuha adalah memudahkan penghidupan, memberikan kebahagiaan dan ketenangan, membuka pintu penghidupan, memberikan kenyamanan dalam urusan dunia dan kehidupan yang akan datang, membaca bagian-bagian tubuh, dan memudahkan dalam melakukan aktivitas. hidup. Yaitu bersyukur kepada Tuhan atas nikmat hidup, perlindungan kesehatan jasmani dan perpanjangan umur.
Terkait hal tersebut, Syekh Ali Jaber menyatakan jumlah rakaat salat Dhuha bervariasi antara 2 hingga 8.
Namun disebutkan jumlah rakaat shalat dhuha efdhol adalah 4 rakaat. Sementara itu, dia tidak menyebutkan waktunya, namun dia bebas memenuhi kebutuhannya.
Adapun waktu olah raganya bisa dibagi jam 6.30 (tengah) di akhir subuh atau sebelum bekerja, kemudian 9 atau 11 rakaat. Maksimal jumlah rakaatnya adalah 4 rakaat, kata Syekh Ali Jaber.
Terkait hal itu, Syekh Ali Jaber mengatakan, salat Dhuha yang dilakukan hanya dengan membaca Fatiha tetap sah.
Syekh Ali Cabir berkata, “Menjalankan shalat Dhuha sah untuk shalat Dhuha meskipun membaca Fatiha.”
Seorang pendeta Indonesia berkata, “Kamu tidak mengerjakan shalat Dhuha karena kamu tidak hafal Ash Syam.” (kl)
Waallahualaam