Masih Kokoh Meski Umurnya Ratusan Tahun, Ini 4 Bangunan Peninggalan Belanda di Banyuwangi, Kini Dijadikan sebagai Objek Wisata

disinfecting2u.com – Belanda banyak meninggalkan bangunan di Indonesia. Tak heran jika banyak terdapat bangunan peninggalan Belanda yang tersebar di berbagai wilayah.

Kita mulai dari gedung, pabrik, jembatan, terowongan, bendungan dan lain-lain.

Meski sudah berusia ratusan tahun, banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh kokoh hingga saat ini.

 

Termasuk di Banyuwangi, Jawa Timur.

Bahkan, bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri tersebut kini dijadikan tempat wisata. Dikutip dari channel YouTube Bwi, 4 bangunan peninggalan Belanda masih berdiri di Banyuwangi, Jawa Timur.

1. Jembatan gantung

Jembatan Gantung atau biasa disebut Sasak Gantung merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda di banyuwangi tepatnya di Kecamatan Genteng.

Gapura gantung Belanda ini dibangun pada tahun 1926 dan menjadi penghubung antara Dusun Maron, Desa Genteng Kulon, dan Dusun Jalen, Desa Setel, Kecamatan Genteng.

Meski usia jembatan gantung ini sudah puluhan tahun, namun kondisinya masih sama.

Bahkan, jembatan gantung tersebut kini menjadi tempat nongkrong favorit para anak muda untuk nongkrong dan menikmati pemandangan Sungai Setel, sungai terpanjang di Banyuwangi.

2. Bendungan Karangdoro

Salah satu bendungan peninggalan Belanda di Banyuwangi adalah Bendungan Karangdoro yang terletak di Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari.

Bendungan Karangdoro dibangun pada tahun 1921, dengan bantuan seorang insinyur pengairan bernama Sutejo, yang berasal dari Jawa Tengah.

Dulunya, bendungan ini merupakan tempat wisata dan tempat prewedding bagi orang Belanda.

Menariknya, di atas bendungan Karangdoro terdapat jembatan yang menghubungkan desa Karangdoro dengan desa Barurejo.

3. Jembatan Kudan 

Jembatan Kudang merupakan salah satu peninggalan Belanda yang berusia lebih dari satu abad.

Disebut Jembatan Kudung karena atapnya, dimana kudung dalam bahasa Jawa berarti penutup kepala atau kerudung.

Jembatan Kudang dibangun pada tahun 1914 dengan rangka terbuat dari kayu.

Menariknya, meski sudah berusia lebih dari 100 tahun, kayu-kayu jembatan tersebut tidak pernah diganti dan masih berfungsi dengan baik hingga saat ini.

4. Bendungan Gembeleng/Bendungan Gembleng

Bendungan Gembeleng atau disebut juga Bendungan Gembeleng merupakan bangunan peninggalan Belanda yang menghubungkan Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi dengan Desa Parijatah Wetan Kecamatan Srono.

Bendungan ini dibangun pada tahun 1921 dan merupakan bagian dari wilayah koordinasi resapan air irigasi Srono (Korek).

Luas areal persawahan Bendungan Gembeleng ± 1735 ha. 

(gwn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top