Masih Ingat Markus Horison? Mantan Kiper Timnas Indonesia itu Ternyata Alami Masalah Berat saat Proses Mualaf

disinfecting2u.com – Mantan kiper Timnas Indonesia Markus Horison berbagi cerita menarik tentang masuk Islam yang masih diselimuti misteri.

Mantan kapten timnas Indonesia ini menjalani kehidupan beragama Kristen sejak kecil.

Mengutip berbagai sumber, Selasa (8/10/2024), mantan suami aktris Kiki Amalia ini mengaku keluarganya dulu sangat religius dalam beribadah.

Ia menegaskan, keluarganya juga memegang teguh prinsip toleransi yang tinggi antar umat beragama di Indonesia.

Mantan kiper timnas Indonesia Markus Horison. (Instagram)

Namun banyak yang belum mengetahui kalau ibu Marcus Horison, Yenny Rosmawati, sebenarnya pernah menganut agama Islam.​

Meski ibunya harus memeluk agama Kristen karena menikah dengan ayah tercintanya, Julius Lilichina.

Ia mengaku mulai mempelajari ajaran Islam sejak kecil.

Mantan kiper botak ini menghabiskan masa kecilnya dengan mengunjungi keluarga ibunya di Aceh.

Ia mengaku selalu pergi ke masjid bersama saudara laki-laki ibunya untuk salat dan keperluan lainnya.

Marx Cakrawala ini mulai memahami ajaran Islam dengan sering ikut salat.

Dari situlah Marx memutuskan untuk berpindah agama sebelumnya yaitu Kristen menjadi Islam. Dia juga berpindah agama pada usia 25 tahun.

Mantan kiper Persib Bandung itu kemudian mengatakan, keputusan masuk Islam itu atas kemauannya sendiri dan tanpa ada paksaan.

Tiba-tiba, Marcus Horison mengganti namanya menjadi Muhammad Haris Maulana setelah masuk Islam.

Ia masih menggunakan nama Markus Horison sebagai nama tenar bahkan saat membela Timnas Indonesia dan banyak klub Tanah Air.

Markus Horison yang pernah memperkuat timnas Indonesia sebagai kiper terbaik rupanya sempat mengalami kesulitan dalam proses masuk Islam.

Ia berbagi kisah spiritual saat keluarganya menghadapi proses masuk Islam.

Saat ini menjadi pelatih kiper timnas U-16 Indonesia, ia mendapat tentangan keras dari ayah dan tiga kakak laki-lakinya.

Dia tidak mendapat dukungan dari keluarganya dan harus salat secara mandiri.

Meski demikian, ia memahami penderitaan keluarga yang menentang keputusannya masuk Islam.

(Terjadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top