Denpasar, disinfecting2u.com – Lima pelaku kejadian meresahkan masyarakat yang tinggal di Banjar Penyarikan, Desa Benoa, Cermin Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, ditangkap polisi di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Mereka ditangkap karena menyebabkan kerusuhan dan mengadu ke masyarakat setempat. Aksi meresahkan pelaku kriminal pun tersebar di media sosial, memperlihatkan salah satu pelaku ditangkap polisi.
Kelima pelaku tersebut diketahui bernama Nikodemus Nigha Bombo alias Nikson, Yosep Ndara Milla, Agustinus Hollo, Lotensius Bali Meme, dan Imanuel Kondo.
“Yang diamankan baru lima orang, lima orang masih diproses, apakah pelaku pidana atau ikut serta,” kata Penghubung Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, Senin (30/9).
Riwayatnya, menurut saksi bernama Wayan Mega, pada pukul 21.15 WITA, saksi sedang duduk di sebuah toko dan melihat salah satu pelaku bernama Nikodemus Nigha Bombo alias Nikson asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) berjalan hilir mudik. Jalan Srikandi menggunakan sepeda motor yang diberi nama
Saksi memperingatkan agar tidak ngebut di jalan. Namun pelaku perbuatan tersebut yang bernama Nixon tidak terima dan turun dari sepeda motor dan menantang saksi, bahkan sempat saling dorong hingga sepeda motor pelaku terjatuh.
“Kemudian saudara (saksi) melihatnya datang dan mencoba melerai, dia menyuruh pelaku pergi dan tidak berbuat apa-apa, namun ketika dia menghadapi tantangan (orang yang melakukan perbuatan itu) dia membawanya ke teman-temannya, karena Saya tidak takut. (warga),” imbuhnya.
Kemudian, dalam keterangan yang saya sampaikan kepada Sugiarta, ketika melihat kakaknya bertengkar dengan Nixon, ia berhenti dan saksi memegang kedua tangan pelaku agar tidak memukul adiknya, karena Nixon yang memberitahu Nixon. saksi. ‘Saudara harus menghentikan sepeda motor yang ditumpanginya.
Saksi akhirnya melepaskan tangannya dan memperbaiki sepeda kriminalnya. Saksi menunggu bersama saudaranya dan 10 menit kemudian datang rombongan delapan orang membawa bom dan besi. Saksi pun langsung ketakutan dan masuk ke tempat tinggalnya di Jalan Srikandi, Banjar Penyarikan, dan rombongan masuk ke dalam rumah sambil membawa senjata dan bom mencari kedua saksi tersebut.
Karena merasa terancam, akhirnya saksi menghubungi Kepala Pecalang dan kemudian Banjar Pecalang datang memukuli kulkul bulus untuk membawa penduduk asli karena terjadi kerusuhan, jelasnya.
Sebaliknya, saksi yang saya ajak Sukarma, saat itu mendengar ada suara gaduh dari depan rumah. Oleh karena itu, saksi mencari tahu apa yang terjadi dan melihat saksi agung Mega menentang penjahat Nixon. Setelah itu Nixon yang tidak setuju akhirnya pulang, namun katanya menunggu disini karena hendak menelepon teman-temannya.
Namun tidak terjadi, saksi lari menyelamatkan diri dan saksi segera menghubungi saksi I Made Sugiarta untuk berhati-hati karena bisa saja ada penyerangan terhadap mereka, ujarnya.
AKP Sukadi juga mengatakan, menurut saksi yang merupakan teman pembuat proyek, para pelaku biasa minum dan mendengarkan musik pada tengah malam hingga pukul 01.00 Wita.
Kemudian, pada Minggu (29/9) sore sekitar pukul 17.00 WITA, mereka kembali menggelar pesta minum-minum dan karaoke dengan mengundang teman-temannya.
Barang bukti yang terkonfirmasi, satu tas berisi tiga buah handphone, satu besi, satu besi, beberapa bom, satu bom kayu, satu sepeda motor warna hijau berlogo DK 4237 ER.
Usai keributan, polisi tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan upaya mengusir pelaku dari lokasi kejadian dan setelah itu lima pelaku diamankan.
“Harusnya dilakukan upaya persuasif untuk mengajak masyarakat tenang dan kembali ke rumah masing-masing, kerusuhan ini terjadi karena terdakwa Nixon yang sedang minum minuman keras menegur warga karena terlihat hati-hati, saya sedang mengendarai sepeda motor, sehingga menyebabkan dia jatuh. dalam kontroversi,” katanya. (otomatis/dapatkan)