disinfecting2u.com – Habib Zaidan kembali menjadi sorotan setelah video wawancaranya dengan Gus Miftah mendapat kritik.
Dalam video viral tersebut, keduanya terlihat saling bercanda di atas panggung, namun kontennya dinilai tidak pantas.
Apalagi mengikutsertakan perempuan dalam acara resitalnya.
“Ikan ludah, teri, kalian berempat, saya satu,” kata Habib Zaidan meledek jamaah.
Gus Miftah kemudian menjawab: “Jika cinta tidak disetujui, kakek bayi akan menjadi solusinya.”
Keduanya lalu bertepuk tangan dan tertawa di depan orang banyak. Interaksi ini pun langsung mendapat kecaman pedas dari warganet.
Banyak yang berpendapat bahwa lelucon ini tidak sesuai dengan konteks acara keagamaan.
“Kita semua paham kalau syahwat itu bagian dari manusia sebagai makhluk hidup, tapi kendalikan. Beneran, tokoh agama cocok banget di acara keagamaan,” tulis warganet di X.
Banyak juga yang mempertanyakan kepantasan seseorang menyebut dirinya “Habib” dan “Gus” namun melontarkan lelucon bernuansa seksual.
“Aku mengaku Habib, Gus, Kyai, tapi isinya salah. Anehnya, pengikutnya banyak,” komentar netizen lainnya.
Selain itu, Habib Zaidan juga mendapat sorotan pedas atas tanggapannya dalam video lain yang memperlihatkan dirinya tertawa terbahak-bahak saat Gus Miftah diduga menghina penjual es teh bernama Sunhaji di sebuah acara studio di Magelang, Jawa Tengah.
Yang menjadi pusat kontroversi ini, silsilah keluarga Habib Zaidan juga menjadi perbincangan.
Banyak yang penasaran dengan asal usulnya, apalagi gelar “Habib” biasanya mengacu pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Dalam video yang viral, Gus Miftah mengungkap asal usul keluarga Habib Zaidan saat berceramah kepada jemaah.
Gus Miftah mengatakan, Habib Zaidan merupakan keponakan dari Habib Luthfi bin Yahya, ulama besar Pekalongan.
“Habib, kalau saya panggil dia Ananda. Kenapa? Karena Saudaraku Zaidan, saya sering bilang padanya, tidak masalah kamu termasuk keturunan Nabi atau bukan, yang penting sumbangsihmu kepada umat, kata Gus Miftah dalam bukunya. kuliah.
Pernyataan ini menimbulkan reaksi berbeda dari masyarakat. Banyak yang bertanya-tanya apakah tindakan Habib Zaidan mencerminkan nilai-nilai yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin agama.
Viralnya video ceramah ini pun membuat netizen mengungkap jejak digitalnya.
Video lain mulai bermunculan yang memperlihatkan Gus Miftah dan Habib Zaidan bersama di berbagai acara.
Salah satunya saat keduanya terlihat bercanda di dalam studio yang diklaim sebagai “anak-anak nongkrong memenuhi studio”.
Lelucon yang tidak pantas ini menuai kritik bahwa para pendakwah muda masa kini seringkali lebih mengutamakan hiburan daripada menyampaikan pesan keagamaan yang mendalam.
“Anak-anak membuat lelucon untuk mengisi pelajaran,” kata seorang warganet yang menyokong gaya dakwah mereka.
Kontroversi ini mengkhawatirkan karena khususnya khatib bernama “Habib” dan “Gus” ini mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap umat.
Peran mereka tidak hanya sekedar menyampaikan ajaran agama, namun juga menjadi teladan dalam bersikap dan berperilaku.
Meski candaan dan sindiran bisa menjadi cara yang efektif untuk menarik perhatian jamaah, namun isi ceramahnya harus tetap memiliki batasan yang sesuai dengan nilai-nilai agama.
Kontroversi yang melibatkan Habib Zaidan dan Gus Miftah menyoroti pentingnya menjaga integritas dalam berdakwah.
Sebagai umat awam dan pemuka agama, perkataan dan perbuatannya akan selalu menjadi fokus. (adc)