disinfecting2u.com – Dalam praktik sehari-hari, banyak umat Islam yang meminta air salat atau doa kepada ulama, qiya, pendeta.
Praktek ini sering terlihat ketika orang bertemu dengan ulama yang dihormati. Namun timbul pertanyaan apakah amalan meminta air dalam shalat itu sesuai dengan ajaran Islam dan apa hukumnya sesuai Al-Qur’an dan Hadits.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengutarakan pandangannya tentang hukum shalat atau meminta air dalam ceramah yang diposting di kanal YouTube Kalam Umat.
Menurutnya, meminta doa kepada ulama, wali dan mukmin tidak dilarang, bahkan contoh amalan tersebut sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat selalu saling mendoakan.
“Terkadang seorang nabi saling mendoakan bersama para sahabatnya,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa hal tersebut wajar dan dapat meminta doa kepada orang lain.
Namun, ia menekankan pentingnya berdoa langsung kepada Allah sebelum meminta orang lain mendoakan kita.
Ustaz Adi menjelaskan, “Kalau minta doa, mohon kepada Allah, bisa berdoa untuk diri sendiri dan untuk sesama.”
Selain itu, Allah berfirman dalam al-Qaeda ke-35:
Atau
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah jalan Vasila untuk sampai kepada-Nya dan berkeinginan untuk berjalan di jalan-Nya, maka kamu akan berhasil. (Al-Maida : 35).
Ayat ini memerintahkan umat Islam untuk mencari wasilah atau doa untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan salah satu bentuk wasila adalah meminta doa kepada orang yang beriman atau berilmu, namun berdoa kepada Allah merupakan bentuk penting dari ketergantungan pada pertolongan.
Riwayat pengobatan dengan surat Al-Fatiha
Ustaz Adi Hidayat juga menceritakan kisah zaman Rasulullah SAW dan kemampuannya meminta-minta lagi kepada orang-orang yang dianggap dekat dengan Allah.
Pada suatu ketika, seorang kepala suku Arab sedang sakit dan mengutus seseorang untuk membantu para sahabat nabi.
Ketika para Sahabat Nabi sampai di depan kepala suku, mereka membacakan Surat Al-Fatihah untuk memohon kesembuhan dengan izin Allah.
Setelah doa ini, kepala suku tersebut disembuhkan. Sebagai bentuk rasa syukurnya, kepala suku memberikan banyak ekor kambing kepada temannya yang mendoakannya.
Namun, teman-teman belum yakin apakah hadiah tersebut dapat diterima atau tidak.
Setelah berkonsultasi dengan Nabi Muhammad SAW, beliau tersenyum dan menyuruh sahabatnya untuk menikmati hadiah tersebut bersama sahabatnya.
Nabi bersabda bahwa pemberian itu diperbolehkan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak haramnya meminta doa kepada orang yang dianggap beragama.
Ustaz Adi Hidayat menyimpulkan, “Artinya ada konflik yang memungkinkan kita meminta doa kepada orang beriman atau ulama.”
Syarat meminta air doa atau air menurut Ustaz Adi Hidayat
Namun Ustaz Adi menegaskan, syarat utama meminta doa kepada orang lain adalah kita sendiri yang terlebih dahulu berdoa kepada Allah secara langsung dan ikhlas.
Allah senang jika hamba-Nya bertanya langsung dengan bahasa hatinya sebelum mencari mediator.
“Allah senang kita memohon kepada-Nya dengan bahasa hati kita.”
Islam tidak melarang meminta doa kepada orang yang dianggap dekat dengan Allah.
Faktanya, ini mungkin merupakan bentuk wasila yang diadopsi seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur’an.
Namun perlu dipahami bahwa hakikat shalat adalah komunikasi langsung dengan Allah dan shalat yang ikhlas, dan hanya kepada-Nya segala sesuatu akan kembali.
Sebaliknya, meminta air salat atau salat kepada ulama atau ulama dapat dilakukan sebagai bentuk tambahan ikhtiar salat pribadi.
Namun seorang muslim tidak boleh hanya mengandalkan doa orang lain saja, melainkan mengarahkan doa dan permohonannya kepada Allah SWT. (udn)