Jakarta, disinfecting2u.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap menyukseskan Program Pangan Bergizi Gratis.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, mengatakan ikut mensukseskan makanan bergizi gratis yang berarti juga akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat kelautan dan perikanan, yaitu siap menyukseskan program pangan bergizi gratis dengan mempertimbangkan dampaknya, baik dari sisi peningkatan protein maupun ekonomi,” jelasnya, Kamis (10/10/2024).
Sebagai negara maritim, ia meyakini Indonesia mempunyai modal penting untuk terhindar dari masalah gizi dan mandiri protein.
Hal ini juga mendorong komitmen bersama untuk menjadikan ikan sebagai sumber protein utama bagi masyarakat.
Apalagi, asupan protein harian manusia masih sebesar 62,32 gram/orang/hari, jauh di bawah negara maju yang sudah 100 gram/orang/hari.
“Kita negara pesisir dan kita punya ikan yang bisa menjadi sumber protein utama. Kita yakin bisa mencapai asupan hingga 100 gram seperti negara-negara maju. pemangku kepentingan”, tutupnya.
Djoko Maryono, Ketua Forum Nasional Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan), saat berdiskusi mengenai kemitraan strategis antar mitra yang mendorong peningkatan asupan protein ikan, menyebutkan pentingnya protein ikan, karena dalam hal ini dapat dihasilkan produk protein ikan yang dimodifikasi. jalan. Ramah generasi Z.
“Karena mereka bukan memakan stik ikan, melainkan sesuatu yang bisa dimakan dalam keadaan siap pakai atau langsung. Saya kira inovasi industri perlu dikembangkan karena generasi Z berbeda,” jelasnya.
Meskipun MBG mungkin mendorong anak-anak sekolah untuk meningkatkan konsumsi protein ikan, ia mengingatkan ibu hamil bahwa mereka juga harus memperhatikannya. Djoko menambahkan, ibu hamil harus dibimbing dan dianjurkan mengonsumsi ikan agar generasi baru tercukupi proteinnya.
“Jadi anak yang lahir dengan kekurangan protein bisa jadi memiliki IQ lebih rendah dan berisiko mengalami degenerasi di usia tua,” kata Djoko.
Sementara itu, akademisi sekaligus dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro prof. Agus Trianto menekankan pentingnya menciptakan idola dalam konsumsi ikan. Strategi ini penting, katanya, karena Generasi Z cenderung khawatir ketinggalan tren (FOMO).
“Sekarang ada yang namanya FOMO, gabung kalau tidak ikut seolah-olah datang. Sosialisasi gemarikan harusnya membuat tren baru. Kalau jadi tren, makin banyak yang ikut,” tutupnya. (VSF)