Jakarta, tvonews.com -Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) dihadapkan dengan keramaian dan hiruk pikuk dualisme ancaman.
Kabupaten Presiden Sumbawa PMI, Andi Rusni juga menanggapi dualisme mengambang yang kacau.
Dia juga mengungkapkan awal kekacauan yang terjadi di organisasi kemanusiaan internal.
Menurutnya, kekacauan kepemimpinan diduga krisis yang akrab dalam kepemimpinan PMI, yang dipimpin oleh Jusuf Kalla (JK).
Meskipun dia mengaku memenuhi kontribusi JK saat dia menerapkan PMI.
“Kami mengakui dan menghormati apa yang dia lakukan (JK). Itu tidak berarti bahwa dia hanya memahami PMI dan mampu mengendalikan PMI pada hari Selasa (10/10/2024),” kata Andi kepada The Media Threshold, Jakarta (10/10/2024).
Andi menjelaskan bahwa kekacauan ini adalah bentuk kepercayaan pada kepemimpinan dalam organisasi kemanusiaan.
Dia mengakui bahwa sangat menyedihkan melihat konflik internal yang memanaskan dualisme manajemen saat ini.
“Sejujurnya, kami tidak ingin pemisahan seperti itu. Hati kami terasa sangat sedih, tetapi ada hal -hal yang membuat situasi ini tak terhindarkan,” kata Andi.
Di sisi lain, Andi menekankan implementasi Konferensi Nasional PMI (MUNAS) yang berpikir itu tidak terjadi.
Alasannya, kata Andi, perbedaan pendapat yang muncul di Konferensi Nasional adalah hal yang wajar.
Andi juga mengakui bahwa dia kecewa dengan dugaan upaya keheningan di Konferensi Nasional.
“Orang -orang dengan pemilihan yang berbeda dalam Konferensi Nasional dianggap sebagai pengkhianat, beberapa bahkan ditolak sebagai manajer PMI. Ini tidak mencerminkan semangat demokrasi dalam organisasi,” katanya.
Andi juga ingat bahwa PMI adalah organisasi yang didirikan untuk melakukan misi kemanusiaan.
Di dalam Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Federasi Salib Internasional, PMI harus mempertahankan prinsip -prinsip dasar kemanusiaan dan memainkan peran aktif dalam gerakan global.
“Organisasi ini adalah mandat besar untuk melayani masyarakat, itu bukan milik orang atau kelompok tertentu,” kata Andi.
Di tengah situasi dualisme ini, Andi meminta agar semua bagian PMI akan kembali ke semangat persatuan dan kerja sama untuk misi kemanusiaan yang lebih besar.
Dia berharap bahwa konflik internal ini dapat diselesaikan dengan bijak dan demokratis tanpa mengorbankan integritas organisasi.
“PMI harus tetap menjadi organisasi yang inklusif, terbuka untuk berubah dan didedikasikan untuk melayani masyarakat. Manajemen itu penting, tetapi organisasi itu jauh lebih besar daripada setiap individu,” katanya.
Manajemen dialami oleh organisasi Palang Merah Indonesia (PMI).
Diketahui, wakil presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden PMI untuk periode 2024-2029 dengan pujian dalam Konferensi Nasional ke-22 (Konferensi Nasional), yang berlangsung pada hari Minggu (8/12/2024).
Namun, Konferensi Nasional sebelumnya diselenggarakan oleh Kamp Agung Laksono, termasuk sejumlah anggota PMI yang mendukung ini. (RAA)