Kisah Tragis Mantan Atlet Bulu Tangkis yang Pernah Jadi Rival Susi Susanti, Bahkan Sampai Dicap Pengkhianat Oleh China Karena Hal Ini…

disinfecting2u.com – Mantan pebulu tangkis papan atas Tiongkok yang pernah menjadi rival Suzy Suzanti memiliki kisah hidup tragis setelah pensiun.

Ye Zhaoying, mantan pemain bulutangkis top Tiongkok, telah menjadi salah satu kisah paling menyedihkan dalam sejarah olahraga. 

Di balik prestasi gemilangnya, Ye Zhaoying kini hidup di pengasingan setelah dicap pengkhianat oleh negaranya sendiri. 

Hidupnya penuh dengan kesepian dan ketegangan, jauh dari pusat perhatian yang pernah ia nikmati sebagai atlet papan atas.

Ye Zhaoying yang aktif sejak tahun 1990an hingga awal tahun 2000an merupakan salah satu pemain tunggal terbaik yang pernah dimiliki Tiongkok. 

Ia bahkan dianggap sebagai salah satu rival utama legenda bulu tangkis Indonesia Suzi Susanti. 

Laga antara Ye Zhaoying dan Susy Susanti kerap menjadi duel yang sangat dinantikan para pecinta bulu tangkis di seluruh dunia.

Berdasarkan data, Ye dan Suzy sudah bertemu sebanyak 31 kali di berbagai turnamen internasional. 

Dari pertemuan tersebut, Ye berhasil memenangkan 11 game sehingga menjadikannya salah satu pemain yang mampu menantang Susy secara signifikan. 

Kemenangan-kemenangan ini menunjukkan betapa kuat dan kompetitifnya Ye di puncak kariernya.

Meski pernah menjadi andalan tim bulu tangkis Tiongkok, nama Ye Zhaoying kini nyaris terlupakan di negara yang ia bela dengan bangga.

Skandal di Olimpiade 2000

Kemunduran Ye Zhaoying dimulai pada Olimpiade Sydney 2000. Dalam turnamen itu, Ye berkompetisi di tunggal putri dan menghadapi rekan senegaranya Gong Zhichao di semifinal. 

Alih-alih mengikuti kompetisi yang adil, Ye diberitahu oleh otoritas olahraga Tiongkok untuk mundur guna memastikan bahwa Gong Zhichao akan mencapai final dan memenangkan medali emas.

Anda mengikuti perintahnya, namun keputusan tersebut meninggalkan kesan di hatinya. Setelah pensiun, Ye dengan berani mengungkapkan kebenaran tentang apa yang terjadi di Olimpiade. 

Ia mengaku sengaja diminta mundur karena strategi tim bulu tangkis China. Pengungkapan ini mengejutkan dunia olahraga, namun membawa bencana bagi Ye sendiri.

Setelah pengungkapan ini, Ye langsung dinyatakan sebagai pengkhianat oleh pemerintah Tiongkok. 

Selain itu, namanya juga terhapus dari sejarah olahraga Tiongkok, meski banyak gelar bergengsi yang diraihnya selama karirnya. 

Tindakan pemerintah ini membuat Anda merasa terisolasi dan terputus dari dunia yang pernah Anda kenal.

Karena tekanan yang sangat besar dari pemerintah, Ye Zhaoying harus meninggalkan tanah airnya dan pindah ke Spanyol. 

Di sana ia menjalani kehidupan baru jauh dari keluarga dan mantan rekan-rekannya. Kehidupan Y di pengasingan sangat sulit, apalagi ia merasa diabaikan oleh mantan teman-temannya di timnas China.

Dalam wawancara dengan Sportv2dk, Ye mengungkapkan bahwa mantan rekannya mengeluarkannya dari lingkaran sosial mereka. 

“Tidak, tidak apa-apa. Mantan pemain tim nasional menghapus saya dari WeChat. Dai Yun, yang merupakan hipotek teman saya, adalah salah satunya,” kata Ye dengan suara kecewa.

Bahkan, Ye pernah dinasihati oleh ayahnya untuk berhenti berjuang dan berusaha menerima nasibnya. 

“Ayah saya selalu mengatakan kepada saya untuk menjalani hidup saya dan berhenti memprotes pemerintah Tiongkok,” kata Ye, menunjukkan seberapa dalam luka emosionalnya.

Kamu tidak tinggal sendirian di Spanyol. Dia tinggal bersama suaminya Hao Haidong, mantan pemain sepak bola profesional yang juga dinyatakan pengkhianat oleh pemerintah Tiongkok. 

Hao Haidong yang dikenal sebagai salah satu pesepakbola Tiongkok terbaik sepanjang masa juga mendapat tekanan berat ketika berani mengkritik pemerintah Tiongkok.

Pasangan ini hidup dalam bayang-bayang kritik dan penolakan. Meski mereka hanya berbicara menentang pemerintah, pemerintah Tiongkok menggambarkan mereka sebagai musuh negara. 

Hao Haidong menekankan bahwa mereka tidak pernah menjelek-jelekkan Tiongkok, namun hanya menentang tindakan tidak adil pemerintah.

“Pemerintah Tiongkok menyebut kami pengkhianat, namun kami tidak pernah mengatakan hal negatif apa pun tentang rakyat Tiongkok. Kami hanya berbicara menentang rezim. Dunia melihat betapa buruknya tindakan pemerintah Tiongkok terhadap kami,” kata Hao dalam sebuah wawancara emosional.

Kehidupan Ye Zhaoying dan Hao Haidong di pengasingan penuh dengan tantangan. 

Mereka harus tinggal jauh dari keluarga dan teman-teman serta menghadapi tekanan mental karena diasingkan dari tanah air.

Ye, yang dulunya dipuji sebagai pahlawan olahraga, kini menjalani kehidupan yang tenang dan menyendiri.

Kisah hidup Ye Zhaoying adalah contoh bagaimana sistem politik yang keras dapat menghancurkan karir dan kehidupan seseorang, bahkan mereka yang telah memberikan segalanya untuk negara.

Ye yang patut dikenang sebagai salah satu legenda bulu tangkis Tiongkok, kini hidup dalam bayang-bayang stigma dan pengasingan.

Kisah tragis Ye Zhaoying mengingatkan kita akan pentingnya keadilan dan kejujuran dalam dunia olahraga. 

Atlet harus diberi penghargaan berdasarkan prestasi dan dedikasinya, bukan manipulasi kepentingan politik atau strategi jangka pendek. 

Hingga saat ini, Ye Zhaoying terus berjuang tidak hanya melawan rezim yang menindasnya, tetapi juga untuk menemukan kembali kebahagiaan dalam hidup yang telah direnggut darinya. (utn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top