Kisah Salma Khairunnisa Anak Pemulung, Ciptakan Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar

Jakarta, disinfecting2u.com – Salma Kairunnisa adalah putri dari orang tuanya yang bekerja sebagai pemulung di Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Bahkan, nama Salma menjadi viral setelah konten promotor Imam Santoso tersebar di berbagai media Tanah Air.

Salma mengaku tak malu mengakui pekerjaan orang tuanya hanya mengumpulkan sampah meski banyak hinaan yang ia dan keluarga terima dari berbagai tempat.

Selain itu, pekerjaan mengumpulkan sampah juga serupa dengan masyarakat kelas bawah di Indonesia.

Karena itu, Salma berjanji kepada dirinya dan orangtuanya untuk bisa membanggakan keluarganya.

Salma rajin belajar, selalu berprestasi di bangku SMP dan SMA, hingga akhirnya mendapat beasiswa dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk belajar teknik logam di Universitas Indonesia.

“Salma tidak pernah malu untuk belajar meskipun dia bekerja sebagai pemulung, dia ingin membanggakan orang tuanya atas keberhasilannya dalam studi, maka dia terus belajar sambil bekerja,” kata ibu Salma, Sumerni, dalam keterangannya, Minggu (15). /20) 12/2024). 

Salma pun berhasil diterima di Universitas Indonesia dengan beasiswa 100%.

Selain itu, bersama 3 rekannya, Salma telah menciptakan sebuah teknologi yang mengubah sampah menjadi media lain, dimana industri atau pabrik dapat dijadikan sumber energi untuk operasionalnya.

Semasa menyelesaikan studinya, Salma bekerja di sebuah perusahaan start-up bernama Contender, yang bisnisnya berfokus pada pengolahan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.

Bekerja di bawah Divisi Teknik dan Penelitian Salma, mereka berhasil mempresentasikan teknologi tersebut kepada Diaz Hendropriono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, yang dengan cepat menerima inovasi tersebut.

Billy Mambrasar, penasihat Salma dan rekan-rekannya, mengatakan Salma memiliki peran penting dalam perusahaan pengelolaan sampah yang menciptakan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Saya sangat bersyukur Salma mampu memperkuat pertumbuhan bisnis kami dan bidang lainnya sebagai kerangka,” kata Billy.

Kontainer tersebut saat ini beroperasi di provinsi Papua dan mengelola hingga 300 ton sampah setiap tahunnya.

Kemudian pada awal tahun 2025, Container akan memperluas bisnisnya di provinsi Bali, Jawa Barat, dan Jakarta bekerja sama dengan SUCOFINDO, perusahaan pemerintah yang fokus pada bisnis di bidang lingkungan hidup.

“Saya mempunyai mimpi besar yaitu membangun Indonesia yang bersih dan bebas sampah serta meningkatkan perekonomian para pemulung di seluruh Indonesia agar tidak lagi dihina orang lain karena pekerjaannya,” imbuhnya. salma (lkf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top