Kisah Prabowo Subianto, Eks Danjen Kopassus Berjuluk Angka ’08’ yang Kini Jadi Presiden Indonesia ke-8

disinfecting2u.com – Kisah Hidup Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, mantan Danjen Kopassus yang kini menjabat Presiden terpilih Indonesia masa jabatan 2024-2029.

Prabowo Subianto, lahir 17 Oktober 1951 di Batavia, merupakan sosok yang cukup terkenal di kancah politik Indonesia. 

Karirnya yang panjang dan mempesona, serta karier keluarganya yang menonjol, menjadikannya salah satu tokoh sentral dalam dinamika politik nasional. 

Pada tahun 2024, Prabowo akhirnya memenangkan pemilu presiden setelah beberapa kali gagal dalam kontestasi politik sebelumnya. 

Meski hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum diumumkan, namun berbagai pengukuran lembaga riset menunjukkan kemenangan Prabowo dengan perolehan suara lebih dari 50 persen.

Persepsi terhadap kisah Prabowo Subianto dalam buku Djojohadikusumo ini dialihkan ke Sumitro. “Memoar Ekonomi: Dari Revolusi ke Pembangunan”. dan Subianto,Prabowo. “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman.”

 

Prabowo Subianto dilahirkan dalam keluarga yang sangat besar. Ayahnya, Prof. Soemitro Djojohadikusumo adalah seorang ekonom terkemuka yang pernah menjabat sebagai menteri pada pemerintahan Soekarno dan Soeharto. 

Soemitro berperan penting dalam membentuk kebijakan perekonomian Indonesia saat itu. 

Kakek Prabowo, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan pernah menjadi anggota Badan Penelitian Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), sebuah organisasi yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.

Namun masa kecil Prabowo tidaklah mudah. Pada tahun 1958, keluarga Prabowo terpaksa meninggalkan Indonesia dan pindah ke Singapura.

Inilah awal mula keterlibatan Soemitro dalam pemberontakan PRRI (Revolusi Demokrasi Republik Indonesia) yang menentang pemerintahan Soekarno.

Di Singapura, Prabowo melanjutkan pendidikannya di British School. Namun, ketegangan politik memaksa keluarga tersebut pindah lagi, kali ini ke Hong Kong, tempat Prabowo bersekolah di Glenealy Junior School.

Pendidikan Prabowo berlanjut di luar negeri hingga kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pelatihan militer di Akademi Militer Magelang. 

Lulus pada tahun 1974, Prabowo memulai karir militernya dan segera menerima berbagai penugasan strategis. 

Pada tahun 1976, ia menjadi komandan peleton Para Komando Komando Angkatan Darat I Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ikut serta dalam operasi militer di Timor Timur.

Prabowo Subianto kemudian mendapat julukan 08 karena bergabung dengan Kopassus. 

Kode nomor “08” diberikan persis saat Prabowo bergabung dengan Satuan Anti Teroris Kopassus (Satgultor-81) pada tahun 1981.

Konfrontasi keamanan dan militer

Pelari muda Prabowo segera berdiri. Ia dikenal sebagai sosok yang kuat dan perkasa serta pernah berpartisipasi dalam berbagai operasi militer besar, di wilayah konflik seperti Timor Timur. 

Salah satu misinya yang paling terkenal adalah ketika ia menjadi komandan pasukan khusus (Kopasos), di mana ia memainkan peran kunci dalam operasi tempur. 

Namun kontroversi militernya juga tidak kalah pentingnya. 

 

Di penghujung masa pemerintahan Suharti, Prabowo diduga terlibat dalam pelanggaran HAM, termasuk pelecehan terhadap aktivis pada tahun 1998 yang masih berlanjut di perusahaan tersebut. 

Tuduhan ini berujung pada pemecatan militer setelah jatuhnya Orde Baru. 

Meski demikian, Prabowo tetap membantah tudingan tersebut dan menyebut tindakan yang dilakukannya merupakan bagian dari kewajiban hukum TNI untuk menjaga stabilitas negara.

Meninggalkan karir militernya, Prabowo mulai menjajaki bisnis global. 

Langkah pertama adalah pembelian perusahaan penanganan kertas PT Kiani Kertas di Kalimantan Timur, yang dulunya dimiliki oleh pengusaha Bob Hasan, teman dekat Soeharto.

Perusahaan tersebut kemudian bernama Kiani Nusantara dan dari situlah Prabowo mulai memperluas jaringan bisnisnya.

Prabowo juga mendirikan PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak di sektor kelapa sawit.

Tak hanya itu, pihaknya juga menguasai banyak perusahaan lain di sektor migas, pertambangan, dan kehutanan melalui PT Nusantara Energy. 

Perusahaan-perusahaan ini adalah bagian dari kerajaan bisnis Prabowo yang luas dan sangat berpengaruh dalam urusan global Indonesia.

Aksi Politik dan Kemenangan pada Pilpres 2014

Setelah sukses dalam urusan global, Prabowo mulai terjun ke dunia politik. Pada tahun 2004, ia mencalonkan diri sebagai presiden bersama Megawati Soekarnoputri, namun kalah pada putaran kedua. 

Kegagalan ini tidak melunakkan jejaknya. Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008 dan partai tersebut dengan cepat menjadi kekuatan politik besar di Indonesia.

Prabowo kemudian mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2009, 2014, dan 2019.

Namun ia selalu kalah dalam pertarungan sengit melawan lawan politiknya, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. 

Namun meski mengalami kekalahan berturut-turut, Prabowo terus meningkatkan pengaruh politiknya di dunia. 

Pada tahun 2019, ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Jokowi, yang mengejutkan banyak orang dengan perpindahannya, namun juga menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi politik.

Pada Pilpres 2024, Prabowo akhirnya berhasil memenangkan pertarungan politik yang telah ia perjuangkan selama ini. 

Berbagai lembaga jajak pendapat menunjukkan bahwa Prabowo memimpin dengan lebih dari 50% suara, mengalahkan saingan politiknya. 

Ini merupakan kemenangan pertama Prabowo setelah empat kali pemilihan presiden, dan kemenangan ini menandai puncak perjalanan politiknya yang penuh liku-liku.

Sebagai presiden terpilih 2024-2029, Prabowo menghadapi banyak tantangan besar, mulai dari stabilitas politik hingga upaya meningkatkan perekonomian nasional. 

Dengan pengalaman militer, bisnis, dan politik yang kaya, banyak pihak berharap Prabowo bisa membawa Indonesia menuju era yang lebih baik. (A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top