Jakarta, disinfecting2u.com – Penyandang disabilitas tersangka pelecehan seksual, I Wayan Agus Suartama, mengirimkan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto dan pengacara kondang Hotman Paris.
Hal ini terkait dugaan pelecehan seksual terhadap Agus, seorang penyandang disabilitas yang tidak memiliki dua tangan sejak lahir.
Agus dilaporkan oleh dua wanita karena pelecehan seksual. Namun, dia membantah melakukan kesalahan.
Memang, Agus mengaku selalu mengalami kesulitan dalam kesehariannya dan ibunya harus membantunya karena kecacatannya.
Ia pun meminta bantuan Presiden Prabowo Subianto dan pengacara Hotman Paris agar bisa divonis bersalah atas tuduhan tersebut.
Presiden Prabowo dan Pak Hotman Paris, bantu saya menjelaskan kasus ini, kata Agus saat diwawancara tvOne, Senin (2/12/2024).
Berdasarkan keterangan korban, Agus mengancam dan berbohong agar bersedia mencelakakan pelaku.
Selain itu, perwakilan korban juga mengatakan, pria berusia 21 tahun tersebut mengajak korban mandi ritual untuk menghapus dosa-dosanya.
Mendengar hal tersebut, Agus membantah dan mengaku tidak mengetahui agama yang dimaksud.
“Tidak ada, ketentuan khusus di mana? Bagaimana membuktikannya? Tidak ada,” imbuhnya.
Keduanya diketahui bertemu di Taman Udayana saat kejadian. Selain itu, pelaku juga disebut membawa korban ke dalam rumah.
Pria yang kini berstatus tersangka itu mengatakan semua tuduhan itu tidak benar.
Ia mengaku tidak pernah memaksa korban atau mengajaknya melakukan tindak pidana.
Menurutnya, jika benar ia memaksa korban maka sebaiknya ia segera menolak dan meminta pertolongan.
Sebab saat itu TKP yang dimaksud sudah banyak orang yang bisa meminta pertolongan.
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Karena kalau dipaksa, dia bisa menolak dan mengadu. Ini siang hari, jadi dia bisa melawan,” imbuhnya.
Padahal, menurutnya, dialah yang diundang oleh perempuan yang mengaku dilecehkan itu.
Katanya, “Dia ceweknya (mengundang), karena kalau saya ancam, dia bisa memalingkan muka, dia bisa melawan, dia bisa berteriak minta tolong kepada orang-orang di sekitar sana,” ujarnya.
Selain itu, penyandang disabilitas ini mengaku bingung kenapa sampai tega menuding orang seperti dirinya melakukan pembullyan.
Tubuhnya yang lemah membuatnya tidak mungkin menyakiti orang.
“Saya punya apa? Coba orang di Indonesia, apa alasannya,” ujarnya.
Kini, pria tersebut menjadi tahanan rumah karena tidak bisa hidup tanpa bantuan ibunya. (w)