disinfecting2u.com – Pemain Persija Jakarta Rizky Ridho saat ini menjadi salah satu pilar utama tim Garuda.
Penampilannya yang konsisten dan mampu bersaing dengan sederet pemain senior menjadikannya pemain yang bisa diandalkan oleh Shin Tae-yong (STY).
Namun siapa sangka, jalan Ridho menuju posisi tersebut tidaklah mudah.
Salah satu momen penting yang membentuk mental baja Ridho adalah saat STY menghinanya secara brutal saat persiapan Piala Asia.
Rizky Ridho sudah lama menjadi anggota timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Sejak pertama kali dipanggil, Ridho sudah menunjukkan potensi besar sebagai bek tengah.
Namun, berada di bawah asuhan pelatih berstandar tinggi seperti Shin Tae-yong membuat Ridho harus menghadapi tuntutan yang sangat besar bahkan kritikan pedas. Menurut asisten pelatih Timnas Indonesia Nova Arianto, Rizky Ridho pernah mengalami momen pelecehan verbal yang dilakukan STY.
Momen tersebut terjadi saat Timnas Indonesia berlaga di babak kualifikasi Pra Piala Asia, dimana kondisi tim saat itu sangat berat, apalagi karena kendala terkait Covid-19.
“Suatu saat, Rizky Ridho pernah dicaci maki. “Kami lalu bermain di Pra Piala Asia di kawasan Arab, satu grup dengan Vietnam dan Thailand,” kata Nova Arianto di kanal YouTube Nusantara TV.
“Ada saatnya dia seharusnya melakukan sesuatu, tapi dia tidak melakukannya. Hal ini membuat Pelatih Shin sangat marah. “Riho dicaci maki di depan tim,” lanjutnya.
Meski mendapat makian keras dari sang pelatih, momen tersebut ternyata menjadi titik balik perkembangan Ridho.
Menurut Nova, STY memiliki karakter yang solid namun memiliki tujuan yang jelas, mengembangkan pemain dengan pola pikir yang tangguh.
Penghinaan tersebut bukan bentuk kebencian, melainkan cara pelatih asal Korea Selatan itu membangun karakter pemainnya.
“Menurut saya, hinaan ini justru membuat Ridho semakin dewasa. Secara mental dia menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi tekanan di lapangan,” jelas Nova.
Hasilnya mulai terlihat. Ridho saat ini menjadi salah satu pemain paling konsisten membela timnas Indonesia.
Ia hampir selalu menjadi pilihan utama, meski harus bersaing dengan pemain natural seperti Jordi Amat, Jay Idzes, dan Justin Hubner.
Nova Arianto menyoroti, Rizky Ridho telah menunjukkan kematangan yang luar biasa selama bermain, apalagi harus berbagi peran dengan pemain berpengalaman.
STY sepertinya percaya dengan kemampuan Ridho sehingga jarang memberikan dukungan.
“Apalagi sekarang saat saya bermain dengan Jay Idzes, Justin, mungkin Jordi, Elkann atau apalah. Hal ini membuat Ridho semakin dewasa dalam bermain. Dia tampak lebih tenang dan dewasa,” kata Nova.
Keberanian Ridho untuk terus belajar dan menghadapi kritik membuktikan bahwa kekuatan mental seorang pemain tidak berkembang dalam semalam.
Untuk mencapai level tersebut, dibutuhkan proses panjang, pengalaman bahkan momen pahit seperti mendapat teguran tajam dari pelatih.
Rizky Ridho memberikan pelajaran penting, khususnya kepada para pemain muda yang bercita-cita menjadi atlet profesional.
Tidak semua kritik merupakan bentuk kebencian, terkadang kritik yang pedas justru menjadi bahan bakar pembangunan.
STY dengan gaya kepelatihannya yang kuat berhasil memperkuat banyak pemain muda Indonesia, termasuk Rizky Ridho.
Bagi Ridho, hinaan tersebut merupakan bagian dari perjalanannya menuju kedewasaan sebagai pemain.
Kini Ridho tak hanya dikenal sebagai bek tangguh tapi juga pemimpin di lapangan.
Mental baja yang dimilikinya menjadi salah satu kelebihan yang membedakannya dengan pemain lain.
Transformasi ini menjadi bukti bahwa kerja keras, ketangguhan mental, dan kemauan belajar dari kritik menjadi kunci kesuksesan seorang atlet.
Dengan pola pikir tersebut, Rizky Ridho diprediksi akan terus menjadi pemain utama timnas Indonesia di masa depan. (adc)