Jakarta, disinfecting2u.com – Anindya Bakri, Ketua Kamar Dagang dan Industri atau Perempuan Indonesia, menekankan pentingnya kerja sama antar negara ASEAN dalam integrasi regional.
Hal itu disampaikan Anindya Bakri usai menjadi pembicara dalam acara bertajuk Laut Filipina Barat: Dampak terhadap Perdagangan dan Investasi ASEAN yang digelar di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2024).
Acara tersebut merupakan bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Filipina.
Dalam pemaparannya, Anindhya Bakri menekankan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Filipina sangat penting, apalagi jumlah penduduk kedua negara mencapai setengah dari total penduduk ASEAN.
Namun CEO Bakri & Brothers ini menekankan perlunya kerja sama yang lebih erat di kawasan untuk memaksimalkan potensi ekonomi dan memperkuat stabilitas, khususnya di kawasan Laut Cina Selatan.
“Kemitraan ini tidak hanya penting antara Indonesia dan Filipina saja, tetapi juga bagaimana ASEAN dapat bekerja sebaik-baiknya,” kata Anindhya Bakri.
Salah satu isu yang disinggung Anindhya adalah besarnya potensi ekonomi di Laut Cina Selatan dan Laut Filipina Barat.
Pengusaha yang akrab disapa Anin ini mengungkapkan, kawasan tersebut memiliki potensi nilai perdagangan hingga 3,4 triliun dolar AS setiap tahunnya.
Selain menjadi jalur perdagangan yang penting, wilayah ini juga memiliki keanekaragaman hayati bawah laut yang kaya dan merupakan daerah penangkapan ikan yang penting bagi masyarakat setempat.
“Kawasan ini sangat penting, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga dari segi keanekaragaman hayati khususnya kehidupan bawah laut,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan menghormati kedaulatan setiap negara di kawasan, termasuk kedaulatan Filipina di kawasan Laut Filipina Barat.
“Kami memandang Laut Cina Selatan dan Laut Filipina Barat sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dan tentunya mengutamakan perdamaian dan stabilitas. Kami juga menghormati kedaulatan Filipina di kawasan ini,” kata Anindhya. katanya.
Kadin Indonesia berkomitmen memberikan akses yang lebih luas kepada pelaku usaha di ASEAN untuk memperkuat perdagangan dan investasi.
“Kalau kita bicara ASEAN, kita bicara tentang 215 juta orang, tapi kita mencakup 750 juta orang,” ujarnya.
Ia berharap acara seperti ini dapat mendatangkan investasi yang sangat dibutuhkan dan menciptakan lapangan kerja di wilayah tersebut.
Disinggung soal perlindungan Indonesia terhadap Kepulauan Natuna, Anindhya Bakri menjelaskan baik Indonesia maupun Filipina menghormati kedaulatan masing-masing negara meski tidak dibahas secara spesifik.
Menurutnya, Indonesia menganut prinsip nonblok dan menghormati wilayah negara lain, termasuk wilayah Laut Cina Selatan.
“Ini merupakan contoh bagaimana Indonesia secara konstitusional adalah negara yang bebas dan aktif. Oleh karena itu, kita tidak secara resmi bersekutu, tetapi kita tetap menghormati setiap bangsa dan wilayah negara,” kata Anin. dia menekankan. (RPI)