Ketum Kadin Anindya Bakrie Sebut Perlu Ada Insentif Fiskal Bagi Industri Otomotif

Jakarta, disinfecting2u.com – Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Anindya Bakrie menilai insentif pajak bagi sektor otomotif sangat penting karena dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai lokasi investasi. “Iya, Kadin dukung insentif fiskal untuk sektor otomotif. Demikian pernyataan Wakil Menteri (Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza), kata Ketua Umum Kadin Indonesia Jenderal Anindya Bakrie usai acara Link & Match. diselenggarakan Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa (10/12/2024). 

Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa malam, Anindya juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah yang telah memberikan insentif kepada industri yang berhasil memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada tingkat tertentu.

Namun, ia menambahkan, jika Kementerian Keuangan memberikan keringanan pajak untuk mendukung sektor otomotif, maka dampaknya terhadap industri dan perekonomian akan sangat signifikan.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan Vietnam baru saja menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 8 persen untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan kabar yang beredar, pemerintah berencana menaikkan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen yang akan diterapkan mulai 1 Januari 2025. Kenaikan PPN ini akan berlaku untuk barang mewah antara lain mobil mewah, apartemen, dan rumah mewah.

Penggolongan kendaraan yang tergolong mewah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.010/2021 tentang Penggolongan Kendaraan Bermotor yang Dikenakan PPN Atas Barang Mewah, serta Tata Cara Terkait Pembebasan dan Pengembalian Penjualan. pajak atas barang mewah (termasuk kendaraan bermotor yang biasa mengangkut kurang dari 10 orang, termasuk pengemudi, dengan kapasitas mesin sampai dengan 3.000 cc). Kategori barang mewah juga mencakup kendaraan bermotor roda dua atau tiga dengan kapasitas mesin antara 250 hingga 500 cc.

Anindya juga menyebutkan potensi transaksi Agen Pemegang Merek (APM) Tier 1 atau Tier 1 di bidang suku cadang mobil bisa mencapai Rp 130 miliar setiap tahunnya.

“Jumlah APM level 1 ada 28 dan 57 IKM kalau tidak salah, sedangkan transaksinya hampir Rp 130 miliar per tahun,” kata Anindya.

Selain itu, ia menilai program Link and Match yang diusung PT Astra International Tbk dan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di sektor otomotif tidak hanya membantu mencegah deindustrialisasi, namun juga memperkuat jaringan pasokan dan mendorong usaha kecil dan menengah untuk melakukan inovasi. mengembangkan. .

Sebagai perwakilan dunia usaha yang terhubung dengan seluruh perusahaan termasuk koperasi di Indonesia, Anindya mengajak semua pihak untuk memanfaatkan kesempatan pertemuan bisnis atau Link and Match ini untuk memajukan industri suku cadang mobil.

“Karena Kadin tidak hanya membantu usulan dan kebijakan, tapi juga punya kaki tangan sampai ke provinsi, ada 38 provinsi. Jadi kami sangat senang dengan hal seperti ini,” ujarnya pula.

Acara link and match ini juga menghasilkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara simbolis antara 28 APM Level 1 dan 57 IKM.

Sebelumnya, kegiatan Link and Match yang berlangsung pada November 2022 juga telah menghasilkan penandatanganan MoU antara 16 APM Tier 1 dengan 32 IKM, dengan potensi nilai omset yang dapat direalisasikan sebesar Rp115 miliar. (semut/nsp)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top