disinfecting2u.com – Pemain bola voli asal Korea Selatan Lee Da-hyeon yang viral lewat penampilan dance “ting Tang” di acara All Stars, baru-baru ini mengungkap pengalaman luar biasa bersama Megawati Hangestri.
Pemain kunci tim Hyundai Hillstate ini menjadi korban pertama dari pukulan keras Megawati Hangestri yang dikenal sebagai salah satu pemain terbaik Liga Voli Korea.
Insiden itu terjadi saat pertandingan antara Hyundai Hillstate dan Red Sparks musim lalu.
Saat itu juga, Lee Da-hyeon menerima pukulan keras Megawati Hangestri dan langsung mengenai wajahnya.
Smash menjatuhkan Lee ke lapangan karena dia kesakitan.
Peristiwa ini menjadi sorotan karena memperlihatkan kekuatan serangan Megawatt yang disebut “Megatron” karena durinya yang sangat kuat.
Akibat penyerangan tersebut, Lee Da-hyeon langsung mendapat pertolongan dari rekan-rekannya dan tim medis.
Rekan setimnya membantu Lee berdiri, sementara pelatih Hyundai Hillstate memutuskan untuk mengistirahatkan Lee di bangku cadangan.
Masih tampak kesakitan, Lee harus meninggalkan lapangan sambil memegangi rahangnya. Peristiwa ini menjadi salah satu momen berkesan dalam perjalanan Megawati di Liga Voli Korea.
Usai pertandingan, Yang Hyo-jin, rekan setim Lee Da-hyeon, memberikan pernyataan kepada media lokal Korea Selatan Naver.
Dia menceritakan bagaimana Lee mengungkapkan keterkejutannya atas peningkatan daya megawatt.
Yang Hyo-jin berkata, “Lee memberitahuku bahwa dia hampir kelelahan setelah dipukuli.
“Saat itu, saya dekat dengannya dan saya tidak bisa membayangkan apa jadinya jika bola mengenai wajahnya.”
Meski episode ini sangat menyakitkan, Lee Da-hyeon menunjukkan apresiasi yang besar atas kemampuan Megawatt.
Ia menyebut pemain Indonesia itu adalah atlet unik dengan bakat luar biasa.
“Serangan megawatt sangat berbahaya dan sulit diprediksi. Dia adalah aktor yang sangat berbakat,” puji Lee Da-hyeon.
Selain itu, Lee Da-hyeon yang dikenal dengan julukan “Ratu Tari Ting Tang” karena sportivitasnya di lapangan juga melontarkan pernyataan tentang peran penting Megawati di Liga Voli Korea. Ia menyatakan kehadiran Megawati memberi semangat persaingan.
“Megawati merupakan salah satu pemain asing yang membawa permainan ke level tertinggi. “Saya pikir dia menjadi inspirasi bagi banyak pemain, termasuk saya sendiri,” kata Lee.
Fakta tersebut menjadi bukti nyata bahwa Liga Bola Voli Korea merupakan ajang kompetitif yang mempertemukan para pemain berbakat dari banyak negara.
Tak hanya sebagai ajang kompetisi, liga ini juga menjadi ajang untuk saling menyemangati.
Megawati Hangestri dengan serangan dahsyat dan permainan solidnya meninggalkan kesan mendalam bagi para pemain dan penonton Korea Selatan.
Dalam berbagai episodenya, Megawati kerap menunjukkan sisi humornya, termasuk di episode bersama Lee Da-hyeon.
Setelah pakunya mengenai wajah Lee, Megawati langsung menghampiri lawannya untuk meminta maaf dan memeriksa kondisinya.
Tingkah lakunya tersebut mendapat apresiasi dari banyak tim, menunjukkan bahwa selain kepiawaiannya di lapangan, Megawati juga menjunjung tinggi nilai-nilai olahraga.
Insiden antara Lee Da-hyeon dan Megawati Hangestri tidak hanya bercerita tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang rasa hormat dan semangat antara kedua atlet tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa olahraga, meski bersifat kompetitif, tetap mampu mempererat hubungan antar pemain dan saling memotivasi. (nama)