Jakarta, disinfecting2u.com – Indonesia menyerukan pentingnya pengembalian artefak budaya sebagai cara memulihkan keadilan sejarah dunia. Seruan tersebut disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada pertemuan para menteri kebudayaan G20 di Salvador da Bahia, Brazil, dimana Fadli Zon mengatakan merupakan kewajiban moral untuk mengembalikan benda-benda tersebut ke negara asalnya.
Hal ini penting bukan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, namun untuk memperkuat persatuan internasional dan menghormati warisan masing-masing bangsa.
“Restorasi tidak hanya sekedar mengembalikan benda-benda bersejarah ke negara asalnya, tetapi juga merupakan cara konkrit mengembalikan hakikat dan keaslian peninggalan sejarah,” kata Fadli Son dalam sambutannya, Sabtu (9/11/2024). )
“Hal ini penting untuk memperbaiki ketidakadilan di masa lalu dan memperdalam saling menghargai nilai-nilai budaya,” imbuhnya.
Di hadapan para menteri kebudayaan negara-negara G20, Fardli mengatakan pengembalian benda budaya harus didukung guna meningkatkan integrasi budaya dunia.
Mengembalikan barang rampasan ke negara asalnya merupakan tindakan yang meneguhkan budaya, penting untuk membangun rasa memiliki, memperkuat pemahaman dan keadilan antar budaya, dan mengkonsolidasikan warisan budaya dunia.
“Saya menyerukan kepada seluruh negara G20 untuk mendukung dan memperjuangkan reformasi, karena ini merupakan investasi penting dalam menjaga integritas budaya dan persatuan internasional,” kata Fadli.
Selain itu, sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung hak budaya, Fardli mendesak negara-negara G20 untuk berpartisipasi dalam upaya bersama untuk melindungi keanekaragaman budaya.
“Indonesia berkomitmen terhadap prinsip-prinsip inklusi, inklusi dan inklusi sosial, serta memastikan lingkungan yang positif di mana semua ekspresi budaya dapat dihormati dan dilindungi.” Dia berkata.
Ia juga menekankan perlunya kerja sama internasional untuk memastikan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), mendukung pelestarian dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya tanpa mengancam keberadaannya.
Dalam kesempatan itu, Fardli juga memasukkan Kementerian Kebudayaan India ke dalam Kabinet Merah Putih. Tujuan dari kementerian ini adalah menjadikannya sebagai faktor utama dalam pembangunan nasional dan memberikan kontribusi kepada dunia.
“Melalui kementerian ini kami ingin memastikan bahwa budaya tidak hanya dilestarikan tetapi juga dipromosikan sebagai alat pengakuan dan kerja sama internasional,” ujarnya.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama di antara para menteri kebudayaan negara-negara G20 untuk meningkatkan investasi dalam kebijakan kebudayaan dan fokus pada empat tema utama: i) keragaman budaya dan inklusi sosial; ii) lingkungan digital dan hak cipta; iii) ekonomi kreatif; dan iv) pelestarian, perlindungan dan promosi warisan budaya dan kenangan. (rls/vsf)