disinfecting2u.com – Kedekatan Betrand Peto dan Servenda kerap menjadi sorotan publik. Netizen kerap menyebut interaksi mereka tidak wajar.
Seperti diketahui, Servenda dan Ruben Onsu saat ini resmi berpisah dan nama Betrand kembali disebut-sebut sebagai alasan perpisahan mereka.
Namun Sarvenda dan Ruben langsung membantah kasus tersebut dengan mengatakan bahwa anak sulung mereka tidak ada hubungannya dengan perpisahan tersebut.
FYI, orang yang akrab disapa Onio ini diadopsi oleh Ruben dan Sarvenda pada tahun 2019.
Saat itu, Betrand masih berusia 13 tahun. Lebih tua dari Thalia dan Thania – putri kandung Ruben dan Sarvenda, otomatis Onio menjadi anak tertua di keluarga Bensu.
Sudah diperlakukan sebagai anak kandung, Betrand Peto kerap bersikap manja terhadap Servenda. Bahkan, di beberapa video ia terlihat berciuman, berpelukan bahkan mencium ibunya hingga menuai beragam komentar dari warganet, psikolog Dr.
Dalam video yang diunggahnya di kanal YouTube pribadinya, psikolog sekaligus influencer tersebut mencoba mengedukasi warganet yang kerap fokus pada karya Betrand dan Sarvenda, menilainya dari sudut pandang agama.
Menurut Dr. Lita, meski mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, namun Betrand dan Servenda tidak menganut agama tersebut.
“Jangan fokus pada satu ajaran agama saja. Islam tidak memperbolehkan kita dekat dengan non muhrim. Namun Sarvenda dan Onio berbeda, bukan Islam,” jelas Dr. Lita.
Dalam kesempatan tersebut, psikolog ini meminta warganet untuk mengambil sisi positifnya saja. Karena mungkin dalam agama yang dianutnya hal tersebut diperbolehkan dan tidak menjadi masalah.
“Maaf kalau saya salah, mungkin agama lain, berbeda dengan kita (Islam), tidak mengizinkan hal ini,” kata Dr. Lita.
Jadi saya harap kalian (netizen) mengambil sisi positifnya, lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kedekatan tersebut kemungkinan besar muncul karena Betrand masih muda saat diadopsi. Alhasil, mereka menjadi sangat dekat dan saling menyayangi sebagai orang tua dan anak kandung.
Meski begitu, saran Dr. Lita Servenda menceritakan kepada Onyo tentang tata krama dan budaya yang ada di Indonesia.
Sebab, apa yang dilakukannya dinilai tidak biasa di masyarakat yang mayoritas beragama Islam.
“Onyo hendaknya mempunyai nilai-nilai atau budi pekerti agar tidak terekspos pada hal-hal yang dianggap tidak normal, tidak biasa di mata masyarakat yang sebagian besar umat Islam di Indonesia,” jelas Dr. Lita.
Namun demikian, Dr. Lita mengatakan kedekatan Servenda dan Onio masih wajar dan wajar jika dilihat dari sudut pandang positif.
“Pekerjaan rumah bapak ibu sekalian, Ruben dan Sarvenda berikan nilai-nilai moral, bagaimana mereka berperilaku di depan umum, mungkin diposting agar mendapat perhatian lebih. Jangan sampai memberi kontroversi, itu kutipan-kutipan, perilaku menyimpang,” tutupnya.
(isme/nka)