Jakarta, disinfecting2u.com – Kementerian Pertanian (Kementan) fokus pada upaya intensifikasi perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) yang dibutuhkan sebagai bahan baku biodiesel B50.
Plt. Heru Tri Vidarto, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, mengatakan intensifikasi merupakan solusi yang lebih cepat dibandingkan revitalisasi yang bisa memakan waktu hingga tiga tahun.
“Kemungkinannya tidak hanya mengintensifkan perkebunan sawit rakyat tapi juga perkebunan swasta,” ujarnya, Senin (28/10/2024).
Dengan luas perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mencapai 16,8 juta hektar, peluang peningkatan produksi melalui optimalisasi lahan yang ada dinilai semakin besar, dengan tantangan menyeimbangkan kebutuhan minyak sawit mentah (CPO) untuk pangan, energi, dan ekspor. Kementerian Pertanian saat ini sedang melakukan penyelidikan mendalam.
Hasil kajian tersebut akan menentukan berapa jumlah produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi dalam negeri, ekspor, dan program biodiesel B50.
Ia berharap produksi CPO bisa lebih ditingkatkan secara signifikan.
“Sekarang rata-rata masih sebesar 3 ton CPO per hektar. Itu bisa ditingkatkan menjadi 5-6 ton CPO per hektar. Jadi masih besar ruang untuk ditingkatkan melalui intensifikasi atau revitalisasi,” tutupnya.
Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi CPO diperkirakan mencapai 50,07 juta ton pada tahun 2023, atau meningkat 7,15 persen dari tahun 2022 menjadi 46,73 juta ton.
Menurut Gapki, konsumsi CPO dalam negeri meningkat dari 21,24 juta ton pada tahun 2022 menjadi 23,13 juta ton pada tahun 2023. Penerapan kebijakan biodiesel B35 yang efektif pada Juli 2022 telah meningkatkan konsumsi minyak sawit sebesar 17,68 persen, dari 9,048 juta ton pada tahun 2022 menjadi 10,65 juta ton pada tahun 2023. Dengan penerapan B35, konsumsi biodiesel akan melampaui konsumsi pangan dalam negeri pada tahun 2023.
Menyusul penerapan B35, pemerintah menyatakan Indonesia siap untuk meningkatkan campuran biodiesel dari B35 menjadi B40 pada tahun 2025, sekaligus mempersiapkan penerapan B50. (Semut/VSF)