Jakarta, tvonews.com – Menteri Urusan Maritim dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memerintahkan stafnya untuk menghancurkan pagar laut 30,16 kilometer di dalam air di Tangerang, Banten, dengan tenggat waktu 2 x 24 jam.
Staf khusus untuk Menteri Maritim dan Fiskerin Doni Ismanto Darwin di Jakarta pada hari Senin (20/02/2025), mengatakan bahwa Menteri Maritim dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah memerintahkan Direktur Jenderal Sumber Daya Maritim dan Nelayan yang berkenalan.
“Menteri Pertanyaan dan Perikanan Maritim, Sakti Wahyu Trenggono memerintahkan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Maritim dan Sumber Daya Perikanan (PSDKP) untuk menghancurkan pagar laut di Tanggelah dalam maksimal 2 x 24 jam,” kata Doni.
Doni mengatakan tenggat waktu itu juga menyediakan mereka yang merasa mereka memiliki atau bertanggung jawab atas pagar untuk segera mengekspresikan diri.
Selama 2 x 24 jam, DONI Lanjutan, Direktur Jenderal Logistik, Staf, Armada dan Koordinasi PSDKP untuk memastikan bahwa pembongkaran berlangsung dengan cepat, dengan presisi dan diukur.
“Proses ini akan mengundang Angkatan Laut Indonesia, lembaga terkait, elemen keamanan lainnya, nelayan setempat dan pakar lingkungan dan maritim sehingga dapat diperoleh rencana operasi yang matang yang dengan cepat dan adil dalam domain,” kata Doni.
Selain itu, Doni mengatakan bahwa pembongkaran akan selalu diterapkan di koridor hukum dan keberlanjutan lingkungan.
“KKP tetap bertekad untuk mempertahankan keberlanjutan Laut Indonesia untuk kemakmuran timbal balik,” kata Doni.
Kementerian Pertanyaan dan Perikanan Maritim (KKP) memberikan sinyal untuk menunda pengingat 30 kilometer dalam panjang laut ke Pantai Tanjung Pasir, distrik Teluknaga, Kabupaten Tangerang, tautannya karena masih dalam survei.
“Pencabutan, tunggu sebentar, jika Anda sudah tahu siapa tanaman termudah (survei),” kata Menteri Maritima dan Sakti Wahyu memancing Trenggono di Pantai Chalanan, Badung Regency, Bali, Minggu.
Menurutnya, pagar Laut Bambu harus menjadi bukti kegiatan yang dia hargai secara ilegal.
“Saya mengetahui berita bahwa ada pembongkaran lembaga maritim, saya tidak tahu, itu harus menjadi bukti setelah penemuan hukum, terbukti, diperlakukan oleh hukum, tidak mungkin itu (dicabut),” katanya.
Meskipun beberapa bagian pagar diberhentikan, ia memastikan bahwa proses investigasi berlanjut pada saat itu.
KKP, lanjutnya, juga menyegel pagar misterius di laut untuk memfasilitasi proses investigasi.
Dia menjelaskan, tidak ada otorisasi lisensi untuk bagian -bagian tertentu yang memasang pagar laut di CKP.
Meskipun ada pengajuan, ia melanjutkan, partainya harus memeriksa detail di dalam air untuk memastikan bahwa mereka tidak memasuki area konservasi.
“Jadi, jika ada sesuatu yang serupa, itu secara pasti melarang kegiatan seperti itu. Tetapi tidak ada pengajuan, maka kami menyegel,” katanya.
Sebelumnya, hingga 600 karyawan Angkatan Darat Nasional Indonesia (TNI) dan nelayan membongkar pagar laut di air pada hari Sabtu (1/18) pagi.
Proses menghancurkan pagar laut diluncurkan oleh Angkatan Laut dan para nelayan di pantai Tanjung Pasir, distrik Teluknaga sekitar pukul 8:30 pagi. Dan sampai berakhir di pantai pantai Kronjo, distrik Kronjo.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut Utama (Danlantamal) III Brigadir Jakarta Jenderal TNI (Mar) Harry Indarto di Tanggelah, mengatakan bahwa proses menghancurkan pagar laut yang dibuat dari bambu akan dilakukan secara bertahap.
Proses penarikan akan dilakukan di Tanjung Pasir, secara bertahap sepanjang dua kilometer yang melibatkan sejumlah elemen, nelayan dan partai kami (Angkatan Laut), katanya.
Pada saat yang sama, Kepala Kantor Informasi Angkatan Laut (Kadispenal), laksamana pertama yang saya buat Wira Hady, mengatakan bahwa proses menghancurkan pagar laut telah diarahkan untuk diselesaikan pada pelajaran selama sepuluh hari ke depan.
“Dalam sepuluh hari, kami akan melibatkan TNI dan para nelayan untuk menghancurkan pagar laut ini,” kata Wira di Tangerang pada hari Sabtu.
Dia menjelaskan, menurut target sepuluh hari, penyelesaian pembongkaran pagar laut di sepanjang Côte de Tanjung Pasir dilakukan secara bertahap dengan implementasi 2 kilometer per hari. (EBS)