Kelola Dana Abadi sejak 2019, Ini Sumbangan Indonesian Aid untuk Dunia Internasional: 80 Negara Telah Dibantu

Jakarta, disinfecting2u.com – Hingga saat ini, Indonesia terus berperan aktif dalam agenda pembangunan internasional sebagai wujud implementasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Karya-karya tersebut dilaksanakan dalam bentuk penegakan keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan serta pemeliharaan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Salah satunya melalui Lembaga Dana Kerja Sama Internasional (LDKPI) atau dikenal juga dengan Badan Pembangunan Internasional Indonesia (Emas Indonesia).

Direktur Jenderal Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Tormarbulang Lumbantobing, tugas pokok lembaga tersebut berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Tugas kita lebih sederhana, yakni menyalurkan bantuan publik ke pemerintahan atau organisasi asing. Dalam penyaluran bantuan, kita tidak bekerja sendiri. Kita bekerja sama dengan berbagai kementerian dan organisasi internasional, kata Tormarbulang dalam wawancara eksklusif dengan tvOne, Senin (30/7). /.12/2024).

 

Selain itu, bantuan Indonesia juga mempunyai peran penting lainnya yaitu mengelola dana permodalan dana kerjasama pembangunan internasional. Uang ini dikelola, tetapi tidak untuk diinvestasikan.

“Kami menggunakan hasil investasi yang kami lakukan untuk membantu berbagai negara atau organisasi asing,” tambahnya.

Dukungan ini juga diberikan untuk mendukung diplomasi politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Indonesia Aid didirikan pada 18 Oktober 2019 dan mulai beroperasi pada tahun 2020.

Bantuan Indonesia saat ini didistribusikan ke lebih dari 80 negara, termasuk Timor Timur, Laos, Afrika, Pasifik, dan Karibia.

Bantuan yang diberikan juga cukup beragam, mulai dari bantuan kemanusiaan seperti klinik keliling di Timor Timur saat pandemi Covid-19, hingga bantuan renovasi sekolah di Papua Nugini dan laboratorium di Senegal.

Salah satu negara sahabat yang menerima bantuan ini adalah Fiji, berupa pembaharuan dana untuk Queen Victoria School, yaitu sekolah yang mencetak pemimpin negara.

Tahun ini, LDKPI juga memulai program beasiswa Aid to Indonesian Scholars (TIAS).

Beasiswa ini diberikan Indonesia untuk memperkuat pencapaian tujuan SDG khususnya di bidang pendidikan.

Tormarbulang menjelaskan tujuan TIAS juga untuk menciptakan pemimpin masa depan dan meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Asia, Pasifik, Afrika, dan Amerika Selatan.

“TIAS ​​merupakan soft tool diplomasi, sehingga sasaran pesertanya adalah pejabat pemerintah atau orang-orang yang direkomendasikan pemerintah di negara-negara prioritas,” kata Tormarbulang. (rpi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top