Kapolri Akui Grogi Saat Bicara di Depan Kiai NU: Potensi Keseleo Tinggi

Jakarta, tvoonws.com – Kepala Polisi Nasional Jenderal Listo Sigit Pabovo mengakui bahwa Dewan Nasional (Dewan Nasional) Alim Ulma dan Kiai takut ketika dia diminta untuk berbicara untuk Nahlatul Ulam (sekarang) di sebuah konferensi besar. .

“Aku bilang sedikit gugup,” kata daftar sigit bahwa sigit bangga dengan dirinya sendiri. ??

“Berkat rasa hormat untuk menghadiri acara yang sangat sakral ini,” kata Sigit.

Tetapi sigit itu mengaku cemas karena baginya memiliki kiai yang sekarang memiliki tempat yang penting.

Dia berkata, “Hari ini kami mendapat kesempatan khusus untuk bangun dan ada yang bangga dengan kehormatan dan kebanggaan besar bagi kami,” katanya.

“Jangan tanya apa yang saya maksud. Namun penting untuk mengatakan apa yang harus dikatakan di depan panggung. Jadi jika itu salah, maaf,” kata sigit pernikahan yang tersenyum tiba -tiba.

Menteri Pertahanan Karyawan Migrasi Indonesia H. dan Direktur De Pestop diwakili oleh Direktur SDM dan Jenderal Sudarsono.

Ook, pabu khu khu mifachal nidhi, pbnu kharifuddin muhajir en ka anwar iskandar, kaiba aamch khamad, sekretaris haud yusuf, en ppnal en nahdalatul van kharifuddin en ka anwar, enpnukkhatul van Kharifuddin en Ka anwar, enpnukkhatul en ppnu, enpnu, en ppnu, en ppnu, en ppnu, en ppnu, en ppnu, en ppna, en ppnu, en ppna anwalatul en ppna, en ppna.

Pada kesempatan itu, Sigit berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadikan kegiatan ini keputusan yang ramah dan strategis untuk mendukung EMA 2045 dari Indonesia.

“Kami berharap bahwa kegiatan ini benar -benar dapat menjadi tempat untuk persahabatan, sementara 44545 memiliki keputusan strategis untuk menerapkan berbagai program dan langkah -langkah kebijakan untuk mendukung dan mewujudkan emas.”

Sigit kemudian mengaku stres dan nyaman untuk sekarang Kiyam.

“Mungkin itu lebih santai dan agar saya tidak terlalu menekankan, beri saya puisi kecil,” kata Sigit masih anehnya.

“Melihat sampai bulan terkejut.

Sigit mengklaim ditekankan lagi dan takut dia akan membuat kesalahan dalam kata -katanya.

“Hahaha. Nawawan Shivu, Gus. Stres asli saya adalah. Kami berurusan dengan orang -orang penting di sekarang, tentu saja, apa yang saya katakan tinggi. Maaf, Tuan Kiai,” kata Sigit.

Dalam pidatonya, Sigit sekarang berterima kasih kepada Republik Unitry Indonesia (NKRI) sebelum kemerdekaan.

“Pelopor terpenting untuk memelihara pilar nasional dan negara bagian nasional (Pancasila, Bhineka Tunal Ika, negara bagian Republik Indonesia yang bulat dan peristiwa 945,45),” kata Sigit.

“Terima kasih. Tentu saja kami harus terus melindunginya, kami bertarung kapan saja,” lanjutnya. (Agri/put)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top