Kadinkes Sumut Ingatkan 52 Kematian Akibat DBD Terjadi Selama Musim Penghujan Ini

Medan, disinfecting2u.com – Hingga minggu ke-46 tahun 2024, Sumatera Utara (Sumut) mencatat 7.994 kasus dan 52 kematian, menjadikannya salah satu provinsi dengan kasus terbanyak di Indonesia. Dalam upaya menekan angka kasus, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut telah mengambil beberapa langkah strategis. 

Ancaman meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim hujan masih menjadi permasalahan besar bagi Dinas Kesehatan Daerah Sumut. 

Kepala Dinas Kesehatan Sumut H Muhammad Faisal Hasrimy AP MAP mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan beberapa dokumen yang mendesak pemerintah kabupaten/kota untuk dimobilisasi.

“Salah satu langkah yang paling penting adalah dengan menggerakkan masyarakat melalui kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus,” jelasnya, Selasa (3/12/2024).

Ia mengatakan, Dinkes Sumut juga memastikan distribusi obat nyamuk, insektisida, mesin pengusir nyamuk, dan alat rapid test demam berdarah (RDT) dilakukan tepat sasaran kepada masyarakat.

Surveilans intensif melalui surveilans jentik rutin (PJK) dan investigasi epidemiologi (PE) dilakukan di wilayah yang mengalami peningkatan kasus signifikan pada tahun ini, seperti Nias Selatan, Mandailing Natal, Karo, dan Deliserdang.

Kegiatan edukasi masyarakat semakin diperkuat melalui komunikasi langsung dengan media. Pelatihan ini fokus pada pencegahan demam berdarah dan mengenali gejala berbahaya penyakit tersebut.

Dinkes Sumut juga menekankan pentingnya koordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas dalam pelaksanaan rencana pengendalian demam berdarah. 

Diakuinya, berbagai kendala kerap muncul seperti beban kerja ganda dan cepatnya pergantian pemimpin di tingkat kabupaten/kota.

“Masih banyak yang perlu ditingkatkan, terutama dalam hal stabilitas staf dan partisipasi lintas sektor. Kami mendorong pemerintah daerah untuk memberikan kebijakan berkelanjutan dan dukungan anggaran untuk pengendalian demam berdarah,” ujarnya.

Keterhubungannya akan terus berlanjut dengan penerapan rencana pencegahan dan pengendalian demam berdarah di 33 kabupaten/kota. Selain itu, upaya deteksi dini dengan menggunakan alat RDT DBD pada penderita demam juga bertujuan untuk menekan kasus baru.

“Perlu tanggung jawab yang lebih besar dari semua pihak, termasuk masyarakat, untuk mencegah dan mengendalikan penyakit DBD di Sumut,” ujarnya.

Dengan kolaborasi multisektor, pemberdayaan masyarakat, dan dukungan kebijakan yang kuat, Dinas Kesehatan Sumut berharap dapat mengendalikan peningkatan kasus DBD di wilayahnya. (hh/tidak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top