Jakarta, disinfecting2u.com -Presiden Palang Merah Indonesia (PMI) Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan bahwa tidak ada lagi pertanyaan tentang manajemen dualisme di badan PMI setelah mengeluarkan keputusan kementerian. /20/20/2024).
Keputusan yang ditandatangani oleh Menteri Yudisial Indonesia, Supratman, Andi Agta, menyatakan bahwa Jusuf Kalla dan Nanan Sukarna sebagai Presiden Jenderal dan anggota PMI untuk 2024-2029.
Mereka dipilih berdasarkan hasil Konferensi Nasional ke -22 (Konferensi Nasional), valid dan diakui oleh hukum.
“Esensi utama dari keputusan Kementerian Pengembalian Indonesia ini menerima dan mengakui iklan/seni, Konferensi Nasional ke -22 dan kemudian akan dicatat dalam sistem administrasi. Dengan demikian, surat itu adalah surat yang saya terima secara langsung pagi ini pagi ini Menteri Supratman Andi Agtes.
Jusuf Kalla menyarankan kelompok yang diketuai oleh Agung Laksono untuk mendirikan lembaga sosial untuk menangani bencana lain.
Disarankan untuk membuat PMI dalam versi apa pun karena akan bertentangan dengan aturan yang ada.
Diketahui bahwa Aung Laksono menyatakan bahwa partainya telah memenangkan lebih dari 20 persen anggota PMI dan berpendapat bahwa ia sesuai dengan ketentuan iklan/seni, yang merupakan 240 dari 392 anggota yang mereka ikuti dalam versi pertemuan mereka.
“Hanya ada satu yang diakui oleh negara dan hukum. Kelompok, presiden Agung Laksono, dan teman -temannya adalah tim manajemen Indonesia (PMI) yang kami tembak,” katanya.
Jusuf Kalla mengundang manajemen PMI, anggota dan sukarelawan untuk tidak terkikis dalam masalah klaim manajemen karena sudah ada ketentuan hukum.
Dia berharap bahwa semua anggota PMI akan lebih fokus pada program kerja, sehingga bisa lebih baik untuk mencoba meringankan beban masyarakat atau mereka yang terkena dampak perang melawan hewan konflik.
Jusuf Kalla juga menekankan bahwa komitmennya terhadap lima tahun ke depan terus meningkatkan pengalaman sukarelawan PMI melalui serangkaian program pelatihan untuk meningkatkan kegiatan perlindungan lingkungan dengan pendekatan ekologis untuk mengurangi dampak krisis iklim yang memicu bencana alam, terutama dalam negara. (Ant/NSI)