disinfecting2u.com – Memberi hadiah merupakan salah satu amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Dalil mengenai sedekah dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, dimana diajarkan keutamaan, manfaat dan pahala bagi orang yang beramal di tempat umum. K.H. Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya dalam salah satu ajarannya menjelaskan bahwa ada perbuatan yang bisa menggantikan belas kasihan.
Jadi, jika seorang Muslim ingin berinfak tetapi tidak dapat melakukannya karena dia yakin bahwa dia tidak mempunyai harta untuk melakukannya, maka lebih baik tidak meninggalkan prosedur ini.
Selain sebagai pengganti oleh-oleh, amalan ini juga dapat menjaga kelancaran bisnis Anda dan melindungi Anda dari kemungkinan bencana.
Lalu olahraga apa yang dimaksud Buya Yahya?
Ternyata berperilaku Buya Yahya berarti shalat dhuha.
Sholat dhuha sendiri merupakan ritual sunnah yang dilakukan sejak subuh hingga menjelang siang.
Sedangkan rahmat adalah cara mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT berikan.
Lalu apa hubungannya dhuha dengan hadiah?
“Sholat dhuha yang kami laksanakan merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita,” jelas Buya Yahya yang diperoleh disinfecting2u.com dari ceramahnya yang dimuat di kanal YouTube Al-Bahjah TV.
“Buatlah dhuha,” kata Buya Yahya sesuai anjuran.
Salah satu manfaat shalat Dhuha adalah mendapat perlindungan dari Allah SWT.
“Perlindungan Tuhan bukan hanya kesehatan, tapi juga kehati-hatian untuk tidak melakukan sesuatu yang haram,” kata Buya Yahya.
Seperti dilansir dari situs Majelis Ulama Indonesia (MUI), riwayat Rasulullah SAW berikut ini menjelaskan bahwa shalat dhuha dapat menggantikan seluruh persendian pada tubuh manusia.
Dengan segala kemuliaan dari Allah وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ Dengan kemuliaan dari Allah Dengan kemuliaan dari Allah Allah berfirman, perintah Allah وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُججزِئُ مِنْ ذَلِكَ Dengan keagungan Allah
Atas wewenang Abu-Jzarra, atas wewenang Nabi SAW, beliau bersabda: “Tubuh kami (apa yang harus dilakukan) adalah untuk kalian masing-masing. Oleh karena itu, setiap tasbih adalah rahmat, setiap tahlil adalah rahmat, setiap takbiri adalah rahmat, amar makruf, rahmat nahi munkar, dan semua itu dapat diisi dengan dua putaran dhuha.” (HR.Muslim No.720)
Lebih baik salat Dhuha di kantor atau di rumah?
Waktu shalat dhuha adalah sejak matahari terbit hingga menjelang siang. Namun banyak dari kita yang sudah bekerja sejak pagi hari.
Lebih baik salat Dhuha di rumah atau di kantor?
Buya Yahya menjelaskan, semua shalat sunnah itu baik jika dibacakan di rumah.
“Baiknya dilakukan di rumah, kecuali salat Dhuha bagi yang berada di masjid pada waktu itu,” kata Buya Yahya.
“Kalau sudah habis salat subuh dan masih di masjid, lebih baik diam di masjid saja,” lanjut Buya Yahya.
Buya Yahya kemudian menjelaskan, ini aturan pertama.
Sedangkan aturan kedua adalah ia mementingkan kenyamanan.
“Aturan kedua adalah yang paling nyaman bagi Anda dan bisa mendorong Anda untuk merayakannya,” jelas Buya Yahya.
Oleh karena itu, Buya Yahya menegaskan, jika tidak bisa merayakannya di rumah, lakukanlah di kantor.
“Jika kantor Anda menjadikan gereja Anda suci, lakukanlah. “Selama ibadah tidak mengganggu pekerjaan,” kata Buya Yahya.
“Jika bekerja, menyembah Tuhan adalah pekerjaan. Jangan salat terus,” kata Buya Yahya mengenang.
Jadi, meskipun salat Dhuha penting dilakukan di rumah, namun bisa juga dilakukan di kantor.
“Minimal dua rakaat, paling lengkap delapan rakaat,” jelas Buya Yahya, apakah tidak bisa di rumah dan harus langsung bekerja di kantor?
Buya Yahya memberikan nasehat bagi masyarakat yang tidak bisa melaksanakan shalat Dhuha di rumah atau kantor.
“Kalau tidak bisa di rumah dan harus langsung berangkat kerja di kantor, salat di mobil,” saran Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW yang melakukannya.
“Nabi tidak meninggalkan shalat sunnah meski sedang berjalan,” kata Buya Yahya.
Bila berjalan, arah kendaraan adalah kiblat.
Kecuali kendaraan dalam keadaan diam, arah kiblatnya harus menghadap Ka’bah.
“Saat Nabi naik unta, beliau terus shalat,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya menyarankan hal itu. Siapa pun yang melakukan hal ini pasti akan banyak shalat sunnahnya.
“Nabi yang melakukannya, jadi jangan ragu” – Buya Yahya memiliki pemikiran dan doa tentang Sholat Dhuha
Adapun bacaan doa Dhuha yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tuhan Tuhan, perintah Tuhan
Usholli sunnatad dhuha rok’ataini lillaahi ta’ala.
Artinya: “Saya ingin shalat dua rakaat Dhuha Sunah karena Allah Ta’ali.”
Kemudian setelah membaca shalat Dhuha dianjurkan membaca doa berikut ini:
Dengan kemuliaan Tuhan, Tuhan memberkati Anda. Dengan kemuliaan Tuhan, cinta
Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa qudratika, atitini maa ataita ‘ibadikash shalihin.
Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, kehormatan adalah kehormatan-Mu, keindahan adalah kecantikan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, Isogo adalah pelindung-Mu ya Tuhanku, jika makananku ada di surga. turunlah, jika di rumah keluarkan, jika sulit, permudah, jika haram, sucikan, jika jauh, dekatkan ke sumber dhuha Rendam. Kekuatan-Mu (Tuhanku), berikan padaku semua yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.
(Lihat: Abu Bakar Syatha ad-Dimyati, I’anatut Talibin, vol. 1, hal. 295).
Berikut ini penjelasan mengenai shalat Dhuha dan maknanya.
Disarankan untuk melakukan pendekatan langsung kepada ulama, mubaligh atau ahli agama Islam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Wallahu’alam bishawab