disinfecting2u.com – Guru Adi Hidayat menjelaskan semua shalat sunnah malam salah satunya Tahajjud yaitu shalat Tahajjud di kelas, karena kepentingannya sangat tinggi.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegaskan, salat tahajud sulit dilakukan bahkan bagi orang beriman karena dilakukan pada malam ketiga.
UAH berbagi solusi penggunaan dua salat sunah ini sebagai pengganti salat Tahajjud jika tidak bisa bangun jam 3 pagi karena waktu tersebut merupakan waktu terbaik untuk menunaikannya.
Tipe pertama biasanya dilakukan tanpa tidur, kata UAH, diadaptasi dari kanal YouTube resmi Adi Hidayat, Minggu (24/11/2024).
Adapun salat sunah yang pertama, UA menyebutkannya dalam bacaan salat Qiyamul Lail.
Qiyamulail juga merupakan salah satu dari tiga jenis ibadah sunnah sore yang dilakukan pada malam hari sebelum tidur.
Waktu salat Qiyamul Lail umumnya adalah setelah salat pengantar tidur.
Waktu yang terakhir adalah salat subuh umat beriman dengan nama yang berbeda, sesuai dengan waktu terbitnya fajar.
Direktur Quantum Institute Akhyar berpesan kepada umatnya untuk tidak beristirahat, padahal tidur merupakan kebutuhan utama pemulihan energi.
“Lebih dari itu, tapi tidur tidak datang sebelum itu,” ujarnya.
“Inilah yang biasa disebut ‘Qiyamullail’,” lanjutnya.
Khatib kharismatik kelahiran Pandeglang ini menyayangkan banyaknya jamaah yang tidak pernah menghadiri salat isya.
Padahal, shalat sunnah magrib mempunyai banyak manfaat. Selain itu, Tehajud dapat menjamin rejeki dari segala sisi, langsung ditempatkan oleh Tuhan SWT.
Namun, meskipun seorang mukmin bersikeras menjadikan tidur sebagai kebutuhan dasar, hal itu pun tidak dapat dipenuhi.
“Misalnya berdiri untuk menunaikan Tahajjud, maka bisa mengambil alternatif pertama.
Kalaupun dibaca setelah tidur, UAH menyebutkan Qiyamul-Layl lebih cocok setelah menunaikan shalat wajib.
Setelah salat subuh, kamu salat subuh, lalu salat magrib.
Mengenai jumlah rakaat Qiyamul Lail, UAH menjelaskan jika mengikuti tradisi Hazrat.
Nabi Muhammad (saw) melakukan ritual malam sesuai dengan kemampuannya.
“Iya, maka maksud dari salat yang kamu laksanakan di malam hari adalah salat yang dilakukan sebelum tidur.”
Lebih lanjut, UAH mengatakan solusi ini sebaiknya dilakukan jika Anda benar-benar lelah dan sulit bangun dari tempat tidur pada jam 3 pagi.
Syarat kedua, mungkin memang terlambat, misalnya karena beberapa kondisi pelayanan, imbuhnya.
“Contoh lainnya adalah ketika Anda melakukan sesuatu dalam shift yang membuat Anda tidak bisa tidur,” katanya.
UAH menganjurkan agar orang yang bekerja pada malam hari menghabiskan setidaknya jam 12 malam atau sepanjang waktu untuk melakukan ritual ini.
“Aku bisa pulang jam dua belas, aku ingin shalat sambil tidur, aku ingin shalat sebelum tidur. Makanya nama shalatmu Qiyamul Lail.”
Selanjutnya, UAH menjelaskan, shalat sunah malam tetap bergantung pada pelaksanaan tahajud.
Namun, kata dia, waktu yang paling baik adalah antara jam 2 tengah malam hingga menjelang subuh.
Sholat tahajjud yang berdekatan dengan hari raya subuh ini merupakan tempat yang paling istimewa, karena pada masa penantiannya, ia menunaikan salat wajibnya dengan salat yang berbeda-beda.
“Waktu kota adalah waktu terbaik untuk bertaubat dan berdoa,” kata UAH.
Beliau berpesan agar umat beriman tidur lebih awal di malam hari agar terbangun 30-45 menit sebelum subuh untuk menunaikan Tahajjud.
“Sunnah yang pertama adalah tahajud, mengerjakan sunnah yang kedua yaitu memohon ampun lalu berdoa.”
Namun anjuran ini hanya sekedar solusi dan waktu terbaik adalah sesuai dengan kemampuan fisik masing-masing orang, karena setiap orang mempunyai kekuatan fisik yang berbeda-beda.
“Sekarang jam setengah dua, setengah tiga, setengah empat,” jelasnya.
“Nah, amalan yang dilakukan setelah tidur pertama disebut Hajjad dalam bahasa Arab,” imbuhnya.
Selain itu, UAH memaparkan salat Sunnah Witr sebagai pengganti Tehakud jika tidak bisa bangun malam.
Menteri berusia 40 tahun ini menyebutkan, ada dua cara waktu terbaik untuk shalat witir, yakni sebelum tidur dan setelah tahajud.
Bisa dilakukan sebelum tidur. Orang vitir memakannya sebelum tidur.
“Tetapi ada orang yang berangkat witir setelah shalat (Tahajjud), tidur, shalat setelah tidur, ada juga orang yang melaksanakan witir sebelum tidur.”
“Itu tidak tergantung seseorang tidur dulu atau tidak. Bisa dilakukan di dini hari, tengah malam, atau bahkan di penghujung malam.”
(meletakkan/pil)