Jepang, Korea Selatan dan Australia Jadi Incaran Baru Ekspor Udang Indonesia

Jakarta, disinfecting2u.com – Departemen Kelautan dan Perikanan (DMF) mencari peluang pasar baru barang asal Indonesia ke tiga negara, Jepang, Korea, dan Australia, untuk memperkuat daya saing di Amerika Serikat. Erwin Dwiana, Direktur Jenderal Pemasaran, Makanan Laut dan Perikanan CPP, mengatakan program percontohan telah diluncurkan untuk mendukung perluasan pasar guna meningkatkan kuantitas dan kualitas sayuran yang diekspor.

“Ada peluang di pasar AS untuk produk udang selain udang beku,” kata Erwin. Lalu ada pasar lain seperti Jepang yang memiliki potensi besar untuk produk beku dan olahan. Lalu ada Australia dan Korea.” Senin (28/10/2024)

Erwin mengatakan bahwa upaya bersama PKC dengan organisasi lain telah membuahkan hasil positif dalam perjuangan melawan narkotika yang sedang berlangsung.

Berdasarkan keputusan akhir Departemen Perdagangan Amerika Serikat (USDOC), tidak ada subsidi atau subsidi terhadap petani dan eksportir tomat beku di Indonesia.

Sementara itu, sebagai respons terhadap tuduhan antimonopoli, keputusan akhir USDOC pada tanggal 22 Oktober mengenakan biaya tambahan sementara sebesar 3,9% pada ikan Indonesia.

Angka ini lebih rendah 6,3% dibandingkan hasil awal yang dipublikasikan.

“Kami tidak dituduh mensubsidi produksi blueberry dalam negeri, jadi tarif CVD (countervailing duty) akan menjadi 0%, tapi countervailing duty kami turun dari 6,3% menjadi 3,9%. Itu merupakan pencapaian positif jelang final pada 5 Desember mendatang. – dia menjelaskan.

Hal ini bertujuan untuk memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produksi udang hulu. Salah satunya adalah model pertanian berbasis wilayah yang dikembangkan di Indonesia.

Sementara itu, Penasihat Kelompok Kerja Asosiasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Indonesia (AP51) Harry Lukminto mengatakan, partisipasinya beragam dalam sidang Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (USITC).

Pada sidang tersebut, perwakilan pemerintah Indonesia menyampaikan kekhawatirannya, kata Garry.

Harry memuji dukungan pemerintah dan akan mengunjungi AS pada 20 Agustus untuk bertemu langsung dengan USDOC.

Pada saat itu, perwakilan Indonesia keberatan dengan penggunaan laporan keuangan perusahaan yang operasinya berbeda dari dua responden wajib tersebut sebagai dasar penghitungan persentase pembayaran.

Ia berharap perjuangan ini membuahkan hasil yang baik untuk kemaslahatan industri hortikultura nasional secara keseluruhan.

“Kami berharap kasus narkoba ini tidak dituntut oleh USITC.”

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan akan menyikapi isu CVD dan Anti Dumping (AD) produk udang di pasar AS. Ia dapat memastikan bahwa karyawannya melakukan diplomasi dan menyelesaikan tuduhan. (semut/vsf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top