Jelang Libur Panjang, Kemenhub Minta Perusahaan Angkutan Umum Patuhi Standar Keselamatan

Jakarta, disinfecting2u.com – Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan segera berlangsung di bulan Desember. Tentu saja akan banyak masyarakat Indonesia yang pulang kampung untuk berlibur.

Angkutan umum menjadi salah satu alternatif jalan-jalan ke luar kota atau pulang kampung bertemu sanak saudara saat liburan. Oleh karena itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta perusahaan angkutan umum mematuhi standar keselamatan transportasi.

Solihin Purwantara, selaku Plt Direktur Perhubungan BPTJ Kementerian Perhubungan menjelaskan, pihaknya kini telah menyerahkan sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum (SMK-PAU) untuk mengurangi dan mencegah risiko kecelakaan pada perusahaan angkutan umum. .

SMK merupakan upaya untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko kecelakaan pada proses bisnis perusahaan dan memitigasinya agar tidak terjadi kecelakaan, kata Solihin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/6/2024).

Sertifikasi SMK-PAU merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan keselamatan transportasi dan melindungi semua pihak, termasuk pengusaha, pekerja dan pengguna jasa transportasi, dari risiko kecelakaan guna menjamin keselamatan operasional dalam layanan transportasi umum.

“SMK-PAU tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan angkutan barang, tetapi juga bagi perusahaan angkutan penumpang”, ujarnya.

Melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kementerian Perhubungan kembali memberikan sertifikat SMK-PAU kepada 19 perusahaan angkutan umum yang memenuhi standar.

Penyerahan sertifikat tersebut setelah sebelumnya dilakukan pembinaan dan pendampingan dari BPTJ bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan evaluasi dokumen dari SMK Perusahaan Angkutan Umum.

Ada 10 unsur keamanan yang dievaluasi secara ketat sebagaimana tertuang dalam PM nomor 85 tahun 2018.

Sepuluh unsur tersebut meliputi komitmen dan kebijakan; mengatur; risiko dan manajemen risiko; fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor; dokumentasi dan data; meningkatkan kompetensi dan pelatihan; tanggap darurat; laporan insiden internal; pemantauan dan evaluasi; dan pengukuran kinerja.

Tahun ini, BPTJ memberikan sertifikat SMK-PAU kepada 42 perusahaan angkutan umum baik orang maupun barang.

“Ini kali ketiga kami membagikan sertifikat kepada perusahaan yang memenuhi kriteria dan standar yang ditentukan. Dengan demikian total 42 sertifikat akan diterbitkan pada tahun 2024,” kata Solyhin. 

Berbeda dengan tahun 2022, BPTJ juga membagikan 4 sertifikat, jumlah yang sama seperti tahun 2023.

Sertifikat tersebut menunjukkan bahwa perusahaan penerima manfaat telah memenuhi standar manajemen keselamatan perusahaan angkutan umum, yang meliputi pelatihan pengemudi, pemeliharaan armada, dan penerapan prosedur operasional sesuai peraturan.

“SMK-PAU bukan sekadar formalitas, namun bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas angkutan umum yang aman dan andal. Kami berharap sertifikat ini dapat memotivasi perusahaan transportasi lain untuk berpartisipasi”, jelas Solyhin.

Selain penyerahan sertifikat, acara tersebut juga diisi dengan sosialisasi tentang pentingnya penerapan sistem manajemen keselamatan yang ketat oleh Investigator Senior KNKT, Achmad Wildan. Wilden menyoroti, banyaknya kecelakaan kendaraan berat dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sejumlah faktor.

Pertama, pada sisi pengemudi, hal ini disebabkan oleh kondisi tubuh yang buruk atau kurang sehat, tidak kompeten, dan tidak kompeten dalam memahami teknologi kendaraan.

Kedua, banyak ditemukan kendaraan yang tidak siap dioperasikan dan mengalami malfungsi, ujarnya.

Ketiga, disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap karakteristik rute yang diambil. Keempat, karena prosedur pemuatan dapat menimbulkan risiko kecelakaan.

Apalagi di Indonesia, setidaknya terjadi 5.200 kecelakaan setiap tahunnya yang disebabkan oleh rem blong, kata Wildon.

Menurut Wilden, kecelakaan seperti ini tidak boleh terjadi jika perusahaan menerapkan SMK-PAU secara konsisten.

“SMK bisa dibilang obatnya agar kecelakaan tidak terulang kembali,” kata Wilden.

Wilden juga mengingatkan perusahaan angkutan umum untuk rutin memeriksa dan merawat rem, serta memastikan kualitas komponennya.

“Serta meningkatkan kemampuan pengemudi dalam menghadapi kondisi darurat hingga memerangi risiko rem blong,” pungkas Wilden. (Dinding/NSP)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top